Ust.Hefni Zain
Seorang Kyai menjelaskan bahwa
Tuhan adalah maha pengasih, maha penyayang, mempunyai 20 sifat wajib dan
mempunyai 99 nama.
Santrinya
yang cerdas mengkritik, pak Kyai,
katanya Tuhan itu absolut dan tidak terbatas, bagaimana mungkin yang tak
terbatas didefinisikan sebagai begini dan begitu ? bagaimana mungkin yang tak
terbatas digambarkan dengan kata kata manusia yang sangat terbatas ? bukankah
setiap pendefinisian berarti reduksi dan simplifikasi ?
Ketahuilah pak Kyai, bahwa Tuhan dalam
konsep, ide atau gagasan kita sesungguhnya bukan Tuhan yang sebenarnya, Sebab
Tuhan yang sebenarnya berada diluar konsep dan ide manusia. Tuhan dalam konsep
dan ide adalah Tuhan yang kita ciptakan sendiri dalam benak dan krangkeng fikir
kita, Tuhan yang sebenarnya sesungguhnya tidak dapat diungkap dengan kata kata,
sebab tidak ada satu bahasa atau kata apapun yang representatif menggambarkan
Tuhan yang sebenarnya.
Dari mana kamu tahu itu semua, rasanya aku tak pernah mengajarkan yang
seperti itu padamu….guman sang kyai,
heran…
KEKUASAAN
BAGI KAUM SUFI
Suatu saat Kholifah
al Mantsur bermaksud mengangkat seorang Qodi, Lalu diincarlah empat ulama’ besar yang hidup dimasa tersebut, yakni : Abu Hanifah, Sofyan Tsauri, Mis’ar bin Qidam dan Syuraih.
Merekapun dipanggil ke istana. Sebelum
berangkat, keempat ulama’ tersebut
sepakat untuk menolak permintaan kholifah, tetapi mesti dengan cara yang
tidak menyinggung perasaan Beliau, sebab
bila sampai menyinggung perasaan Kholifah, pasti resikonya akan sangat
besar. Memang Kholifah Al Mantsur terkenal sebagai penguasa yang
sangat keras. Lalu keempat ulama’ itu menyusun cara masing masing guna menghindari kekuasaan yang ditawarkan
sang Kholifah.
Sofyan
Tsauri memilih melarikan diri ke luar negeri, berangkat diam diam di malam buta
meninggalkan keluarga dan tanah airnya untuk
dapat menghindari sebuah jabatan.
Mis’ar bin Qidam berpura pura gila, dengan pakaian dan
sikap yang aneh ia tampil kemuka menyalami Kholifah seraya berkata : Wahai Kholifah.... Bagaimana kabarmu dan kabar anak
anakmu serta hewan ternak piaraanmu? Mis’ar mengatakan hal itu tanpa sopan
santun sedikitpun, ia menampakkan bahwa perbuatannya itu dilakukan diluar
kesadarannya. “Keluarkan orang ini ! ia
tidak waras”, kata Kholifah.
Lalu al Mantsur berkata pada Abu Hanifah, Karena
Sofyan Tsauri melarikan diri dan Mi’tsar mengalami gangguan jiwa, maka
Engkaulah yang harus menjadi qodi,! Abu hanifah menjawab. Wahai Amirul Mukminin…, Aku hanya orang
Persi bukan orang Arab. Peminpin arab tidak akan menerima
keputusan qodi seperti Aku. Karena itu jangan Aku.
Kholifah
berkata, jabatan ini tidak ada hubungannya dengan garis keturunan atau
etnis, yang dibutuhkan
adalah keahlian dan profesionalitasmu. Engkaulah Ulama’ paling
terkemuka di wilayah kekuasaanku saat ini.
Abu Hanifah tetap mempertahankan alasannya dan mengatakan bahwa dirinya tidak pantas
untuk jabatan yang agung itu. Kholifah
dengan nada kesal berkata : alasanmu hanyalah kebohonan untuk menutupi ketidak
sediaanmu. Abu Hanifah berkata, jika Engkau menganggapku pembohong, maka tidak
dibenarkan jabatan qodi dipercayakan kepada seseorang pembohong atau seseorang
yang engkau anggap pembohong. Al hasil Abu hanifah berhasil mengelak dari
jabatan tersebut dan dengan cepat segera pergi dari tempat itu.
Kini
tinggal Syuraih. Jika demikian kata
Kholifah, tidak ada alternatif Iain, Syuraih harus mau menduduki jabatan
tersebut. Syuraih menyampaikan beberapa alasan keberatan, sambil berharap ia
dapat keluar dari jabatan kekuasaan yang ditawarkan Kholifah. Tetapi
Kholifah mulai hilang kesabaran, lalu menggunakan kekerasan, dia memaksa
Syuraih .
Engkau hanya ada dua pilihan
: bersedia menjadi qadi atau kupenggal kepalamu. Syuraih dihadapkan pada dua
pilihan yang sangat dilematis. Dengan sangat terpaksa Syuraih bersedia menerima
jabatan tinggi tersebut. Sejak itu, Abu
Hanifah, Sofyan Tsauri dan Mis’ar bin qidam tidak pernah lagi berbicara kepada
Syuraih sepatah katapun dan tak pernah mengunjunginya hingga kematian mereka.
Demikianlah,
bagaimana para ulama’ besar terdahulu
berusaha menolak jabatan tinggi di pusat kekuasaan. Mereka bersedia melakukan
apa saja demi menjauhi kekuasaan dan pemerintahan. Kok beda ya dengan ulama sekarang ? Iya sih sufinya
juga beda, sekarang SUFI itu adalah Suka Film India...
CARA
EFEKTIF MENGHALAU SYETAN.
Suatu hari Fariduddin Attar
ditanya orang
tua tak dikenal, hai Attar bagaimana cara anda menghalau syetan? Saya akan
melawan setiap bujuk rayunya, jawab Attar singkat. Jika kawanan syetan turus
menbujukmu dari segala arah, apa yang akan kau lakukan? Aku akan tetap
melawannya hingga titik darah yang penghabisan.
Lalu kapan kau
beribadah kepada Allah dan berbakti untuk kemanusiaan bila waktumu dihabiskan
untuk terus melawan syetan yang menggodamu dari segala arah dan segala waktu? Attar bingung, menurutmu apa yang harus aku lakukan .
tanya Attar ?
Orang tua
berkata, bila kau seorang gembala dengan domba yang banyak, lalu datang
seringala ganas menyerang dombamu dari segenap arah, dengan caramu yang tadi,
selain engkau akan kehabisan waktu, juga kau tidak akan mempu menghalau semua
srigala itu. Cara yang paling efektif adalah : engkau mohon kepada
pemilik srigala itu agar segera memerintahkan srigala piaraannya tidak
menyerang dombamu. beres kan !
SUMBANGAN
IBLIS
Para Malaikat
bertanya kepada kawanan iblis, kenapa kalian tidak mematuhi perintah Tuhan
untuk sujud kepada adam ? kami melakukannya untuk memelihara hukum alam Tuhan, jawab mereka..
Maksudnya gimana selidik malaikat ? Iblis yang paling senior menjelaskan: Tuhan
telah menciptakan segala sesuatu berpasang pasangan, itu hukum alam Tuhan,
Artinya, bila ada kebaikan pasti ada keburukan, sama seperti bila ada sorga
pasti ada neraka, ada malaikat ridwan juga ada malaikat malik, ada siang ada
malam, ada pria ada wanita, ada tinggi ada rendah dan begitu seterusnya.
Seandainya kami
bersujud pada Adam, maka pasti yang ada hanya kebaikan, ini bisa merusak hukum
alam Tuhan. Lalu apa tugas dan
keberadaan malaikat malik, bila tak ada satupun mahluk yang menghuni neraka ? singkatnya, sesuatu disebut
baik karena ada perbandingan yang disebut buruk. Bila salah satu tiada maka
berarti semuanya tiada. Itulah sumbangan
terbesar kami, kami rela dijadikan tumbal sebagai simbol nigatif, demi
mempertahankan metabolesme hukum alam Tuhan.
SYETAN IKUT
ZIKIR
Suatu saat seorang
murid mengeluh pada gurunya, wahai
guruku, berilah saya nasehat, saya sudah
sholat malam sekian lama, tetapi tidak berhasil khusu’, saya sudah lima kali naik haji
tetapi tak kuasa menahan godaan syetan untuk berbuat mungkarat, saya juga telah banyak membaca dzikir, tetapi
syetan tetap saja menggodaku ?
Sang guru berkata
bila kamu di pinggir jalan, lalu ada
anjing mengganggumu dan kamu membentaknya, mungkin anjing itu akan
lari. Tetapi bila disekitar kamu
terdapat banyak tulang tulang makanan anjing, maka anjing itu
tidak akan pergi walau kamu telah membentaknya. Kalaupun dia pergi, paling
hanya sebentar dan kemudian mengintai lagi menunggu kamu lengah.
Artinya, dzikir kamu
itu seperti sebuah gertakan terhadap syetan, zikir baru efektif bila hati kamu
bersih dari makanan syetan, tetapi jika hati kamu masih penuh dari berbagai
jenis makanan syetan, zikir sebanyak apapun tidak akan sanggup mengatasirnya,
bahkan bisa bisa syetan akan ikut berzikir dalam hati kamu.
Karena itu jika ingin dzikirmu mempunyai daya dan kekuatan,
sebelumnya kamu harus membersihkan hatimu dari berbagai jenis makanan syetan.
JELEK TAPI PINTAR
Al kisah
disebuah dusun terpencil hidup seorang filosuf bernama Tauhidi, ia berwajah
jelek tetapi pintar, ia tidak memiliki keindahan lahiriyah tetapi kaya keindahan bathiniyah.
Suatu hari
seorang cewek cantik tetapi bodoh takjub
dan tergila gila kepadanya, tetapi Tauhidi tidak takjub kepada kecantikan cewek
itu. Memang
ketika selera seseorang sudah sampai
pada keindahan bathiniyah, keindahan lahiriyah menjadi tidak menarik.
Cewek itu datang
kepada Tauhidi menawarkan dirinya dengan mengatakan “ Mas…I have a very good
idea, bagaimana kalau kita menikah ? dengan bersatunya saya dan
kamu, kelak akan lahir anak kita secantik saya dan sepintar kamu, mari kita
gabungkan dua jenis keindahan kita, ucap si cewek penuh harap !
Tanpa diduga, si
Tauhidi menolaknya dengan mengatakan “tidak, saya malah takut kelak anak kita
akan sejelek
saya dan sebodoh kamu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar