Seorang
santri bertanya kepada Gus (putra kiai) yang kebetulan baru
pulang dari S3 nya di luar negeri, konon
Gus tersebut disana adalah seorang aktivis hukum dan HAM serta pejuang
keadilan. Menurut pandangan Gus, apa yang paling penting dilakukan untuk
mengantarkan masyarakat negeri ini pada kesejahteraan ?, dengan mantap sang Gus
menjawab : menegakkan supremasi hukum
dan keadilan untuk semua pihak
tanpa pandang bulu, hanya dengan keadilan negara ini akan dikasihi Tuhan.
Tetapi menurut Kiai
sepuh (ayah anda) dalam pengajian tadi malam tidak begitu, potong si santri
kebingungan. Gimana dawuh Abi, tanya Gus
penasaran ?
Menurut
beliau justru yang paling kita
takutkan dari Tuhan adalah keadilanNya, sebab bila Tuhan betul-betul menerapkan
keadilanNya, rasanya sedikit sekali manusia yang bisa masuk sorga. Ada hadits
yang menyatakan “ tidak akan pernah
masuk sorga seseorang yang dalam hatinya
ada takabbur walau sebesar debu”, Realitasnya
takabbur kita bukan sebesar debu tapi sebesar gunung, padahal sebesar debu saja
diharamkan masuk sorga. Ada pula hadits yang menyebutkan “ Barang siapa
memasukkan sesuap makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima
amal kebaikannya selama 40 hari”. Bila sesuap saja akan tertolak amal
kebaikannya selama 40 hari, lalu berapa hari jika yang masuk ke perutnya dua milyar suap ? Jika memperhatikan hadits-hadits
itu, rasanya kita semua akan masuk neraka.
Jika Allah dengan
keadilannya membalas kita dengan balasan setimpal atau mempertimbangkan semua
amal kita, maka celakalah kita, sebab kalau kita mengandalkan amal baik kita,
tentu sangat tidak cukup, amal kita amat sedikit, itupun masih banyak virusnya,
seperti riya’ dan ujub. Dalam hadits
qudsi disebutkan jika seluruh hidup manusia digunakan seluruhnya untuk berbakti
dan beramal kepada Allah niscaya itu belum sebanding dengan nikmat yang telah
diberikan Allah pada mahluknya. Dalam riwayat yang lain ditegaskan “Seorang
masuk sorga bukan karena amalnya,tetapi karena kasih sayang (rahmat) Allah
ta’ala. (Hr. Muslim)
Karena itu Rasul saw
selalu berdoa “Tuhanku, ampunanMu lebih aku harapkan dari amalku, kasihMu jauh
lebih luas dari dosaku, jika dosaku besar disisiMu, ampunanMu jauh lebih besar
dari dosa dosaku. Jika aku tidak berhak untuk meraih kasihMu. KasihMulah yang
pantas untuk mencapaiku, sebab kasih sayangMu meliputi segala sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar