Oleh Ust. Hefni Zain.
Di dalam mengarungi samudra kehidupan, kita semua pasti
menghadapi berbagai macam kajadian, ada
kejadian yang menyenangkan, tetapi ada pula kejadian yang mungkin menyakitkan.
Memang di dalam kehidupan, tidak semua harapan menjadi
kenyataan. Tidak sedikit peristiwa yang jauh berbeda dengan impian kita. Tapi sebagai orang
yang beriman, kita tidak boleh berputus asa, sebab semua keputusan Allah
swt harus kita yakini sebagai yang
terbaik buat kita, apapun bentuk dan ragamnya.
Allah swt
menegaskan dalam Al-Qur’an, yang artinya : Tidak ada satupun kejadian yang menimpa di bumi atau yang menimpa kita semua
melainkan telah tertulis di Lauhil mahfuzh jauh sebelum kita dilahirkani. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah..
(Qs. Al-Hadid, 22)
Allah adalah zat yang maha bijaksana (al-hakim) oleh karena
itu Allah tidak menetapkan sesuatu pada hamba-Nya kecuali di balik itu ada
hikmahnya. Dialah yang mengetahui secara pasti apa yang baik dan buruk
bagi para hamba-Nya. Keyakinan seperti ini
penting, karena akan mengantarkan sseseorang
untuk memiliki kesipapan jiwa raga menerima apa pun yang mungkin menimpanya di kemudian hari.
Hidup ini hakekatnya adalah ujian, semua kita akan diuji
oleh Allah dan tidak ada satupun diantara kita yang
tidak diujinya. Ada yang diiuji dangan
harta dan kekayaanya, ada pula yang diuji dengan kemiskinan dan
kemelaratannya. Ada yang diuji dengan
kesuksesannya, ada pula yang diuji dg kegagalannya, Ada yang diuji dalam
sehatnya ada pula yang diuji dalam sakitnya. Yang sibuk diuji, yang nganggur
juga diuji. Ada yang diuji dengan
jabatan dan pupolaritasnya, ada pula yang diuji dengan ketidak terkenalannya. Ada yang
di uji dengan anak-anaknya, keluarganya, familinya atau tetangganya. Disampaikan
dalam Alqur’an, yang artinya : Sesungguhnya harta-hartamu
dan anak-anakmu adalah fitnah (ujian) bagimu.
Bagaimana
menghadapi berbagai ujian tersebut ?
Islam
mengajarkan :
1.
Bersikap
Sabar terhadap semua ujian dari Allah swt
Dalam Al-Qur’an disebutkan : Kamu sungguh akan diuji dg hartamu dan dirimu.
kamu juga akan diuji dg berbagai macam gangguan yg menyakitkan hati
tetapi jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang diutamakan.
Orang yang sabar, akan tahu persis bahwa apa yang
disukainya belum tentu baik baginya, dan apa yang tidak disukainya belum tentu
buruk baginya. Ia faham betul bahwa manusia hanya dapat
berusaha, Allah yang menentukan segalanya, Insanu bit-tafkir Wallohu bit
Taqdir
2.
Bertawakkal
sepenuhnya kepada Allah swt
Ditegaskan dalam Al-Qur’an, yang artinya
"Sekali-kali suatu kejadian tidak akan menimpa kami melainkan telah
ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang
beriman bertawakkal."
Pada ayat lain disampaikan : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepada kalian dengan
sedikit kecemasan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan, dan
berilah kabar gembira kepada orang orang
yang sabar, yaitu orang orang yang bila ditimpa musibah mereka mengucapkan
sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah
dan kami kembali kepada Allah”. (Qs.2 : 155-156).
3.
Bersyukur
kepada Allah swt
Sejatinya semua kejadian yang menimpa manusia memiliki
tiga makna, bisa sebagai peringatan
atas prilaku manusia, bisa sebagai ujian atas keimanan mereka dan bisa
sebagai hukuman. Ketiga-tiganya perlu
disyukuri
Sebagai peringatan, tentu harus disyukuri, sebab dengan peringatan berarti Allah masih sayang pada
kita. Kita diperingati agar kita kembali pada jalan yang benar . Allah swt menegaskan : Telah tampak kerusakan di
daratan dan di lautan disebabkan perbuatan manusia, (lalu Allah peringatkan
mereka) supaya mereka merasakan sebagian akibat dari perbuatan mereka, shg
mereka menyadari dan kembali pada jalan yang benar.
Coba kalau Allah tidak sayang
pada kita, mungkin kita dibiarkan tersesat dan terus tersesat hingga tak
mungkin lagi menemukan jalan kembali pada prilaku yang sebenarnya, lalu Allah menurunkan balasanNya yang membuat
kita menyesal untuk selamanya.
Sebagai ujian, juga harus disyukuri, sebab Allah bermaksud mengukur tingkat
keberimanan kita. Disampaikan dalam Al-Qur’an
: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ?. (Qs.29 : 2-3)
Dengan ujian itu, kita beruntung, karena sesungguhnya
kita sedang dipromosikan untuk naik derajat ke jenjang yang lebih tinggi.
Sebagai hukuman, juga harus disyukuri,
sebab hukuman adalah cara untuk menebus
dan memperbaiki kesalahan yang kita perbuat. Dengan hukuman berarti Allah swt masih memberikan waktu dan
kesempatan kepada kita untuk menebus dan memperbaiki kesalahan yang terlanjur
kita lakukan.
Kita beruntung hukuman itu
diberikan disini, sebab betapapun sulit dan sakitnya hukuman di dunia ini,
masih ada tempat untuk mencari perlindungan, masih banyak teman yang dapat
membantu dan banyak saudara yang dapat menolong. Tetapi jika hukuman itu diberikan di akherat,
siapa yang akan menolong kita?, sungguh tidak ada yang dapat menolong kita
selain amal kita sendiri.
Karenanya, orang yang dalam hidupnya selalu mengalami ujian,
pada hakekatnya merupakan suatu keberuntungan baginya, apalagi jika sebelumnya
ia acapkali melupakan Allah karena terlalu sibuk memburu kekayaan, kekuasaan dan pernik-pernik dunia
lainnya
Intinya, semua peristiwa, apakah menyenangkan atau
menyakitkan, apakah membuat kita bahagia atau menderita, sejatinya harus tetap
bersabar dan bersyukur, sebab yang pasti bahwa dibalik ujian pasti tersimpan
rencana Allah untuk kebaikan kita di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar