Ust. Hefni Zain
Lagi dan lagi, umat Islam di seluruh dunia menyaksikan kebrutalan kaum Zionis terhadap kaum Muslim di ghaza. Setiap hari, jet-jet tempur beserta tank-tank Israel membunuhi warga Muslim. Dunia mengutuk serangan Israel itu. Tetapi, semuanya tidak berdaya, tidak mampu mencegah kebrutalan Israel. Padahal, dari segi hukum internasional, aksi Israel yang menyerbu Ghaza jelas-jelas tidak dibenarkan. Tetapi, kaum Zionis Israel tidak mempedulikan hal itu. Mereka merasa lebih kuat, dan menganggap remeh protes dunia Islam terhadap kebrutalan mereka. Hari-hari ini, Israel bahkan menyerang penduduk sipil, sehingga membunuh ratusan warga Ghaza diantaranya adalah wanita dan anak-anak . Seketika itu kemudian dunia mengecam Israel. Tetapi, tetap saja, hal itu tidak mampu menghentikan kebiadaban kaum Zionis Israel.
Sejauh ini,
dunia Islam, sejauh ini, hanya mampu melakukan protes, menangis,
mengeluarkan resolusi dan kutukan demi kutukan. Tetapi, tidak ada yang digubris
oleh Israel. Sepertinya, Israel sudah hafal langgam kaum Muslim. Jika dibantai
atau dipecundani, kaum Muslim akan marah dan melakukan aksi demontrasi. Setelah
itu, lama-lama lupa pada masalahnya, lalu diam. Megapa umat Islam begitu mudah
untuk diperdaya dan dipecundangi ? Tidak adakah kemuliaan bagi kaum Muslimin?
Padahal, dalam Al-Quran, Allah swt menjamin : “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah
pula kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS Ali Imran: 139).
A. Kebiadaban Zionisme Israel Tak
terlukiskan
Sungguh sangat sulit menggambarkan
dengan kata-kata kebiadaban zionis Israel atas bangsa Palestina, sebab kemaha
biadaban, ektra brutal dan super sadis yang mereka lakukan atas penduduk
Palestina tidak lagi berada dalam ukuran “manusia”, kemaha sadisan
itu dilakukan oleh IDF (Angkatan bersenjata zionis
Israel) yang telah kehilangan watak kemanusiaannya. Maka sebagaimana disampaikan James Rohn
(seorang profesor sosiologi pada John
Hopkins University ),
bahwa siapapun yang masih merasa sebagai manusia yang menyaksikan
kekejian itu tidak terperanjat dan spontanitas mengutuknya, pastilah ia bukan
manusia kendati berbentuk manusia.
Chris Hedges, seorang kepala biro Timur Tengah
The Times dalam wawancaranya dengan NPR menyebutkan “Saya pernah melihat
anak-anak dibrondong peluru di Sarajevo,
saya juga telah melihat tentara kematian membantai keluarga-keluarga di
Aljazair dan di El Salvador, namun saya belum pernah melihat kebiadaban tentara
mencincang anak-anak dan bayi, menelanjangi para wanita dan memperkosanya
beramai-ramai, lalu mereka membunuhnya untuk sebuah kesenangan. Mereka juga
membongkar dengan bayonet perut wanita hamil dan mempermainkan oroknya yang
penuh darah, bahkan ada seorang pria tak bersenjata yang sudah menyerah,
kepalanya dibrondong dengan 47 peluru. Bagi Hedges, krisis Gaza merupakan kebiadaban terdahsyat dalam
sejarah bentrok Israel Palestina sejak tahun 1967.
Dalam sebuah berita berjudul “Israeli
Army Accused of Atrocities, The Los Angeles Times melaporkan bahwa mustahil
menyebut angka pastinya, tapi ratusan warga sipil Gaza termasuk anak-anak dan
perempuan telah dibantai dengan super sadis, bagi
tentara zionis Israel, seluruh rakyat Palestina adalah sasaran. Mereka tidak
peduli apakah orang-orang yang mereka temui itu anak-anak, perempuan, atau
orang berusia lanjut. Para zionis menganggap pembersihan etnis seperti ini
sebagai hal penting untuk mendirikan negara Israel . Setiap saat bertemu dengan
warga gaza ,
tentara zionis berseru “Laktasour Otem,” yang berarti “Bereskan mereka!” lalu
para maniak itu mulai membantai dengan penuh kesenangan. Maka tidak heran bila di Gaza hari ini kita menyaksikan pemandangan yang sungguh menggetarkan, tubuh-tubuh
tak berkepala, anak-anak yang dipotong-potong badannya, dan perut wanita yang
terburai. Di Gaza hari ini, hampir mustahil menemukan sebuah keluarga yang
tidak kehilangan anggota keluarganya karena peluru Israel , belum lagi yang lumpuh atau
cacat. Dan yang paling menyakitkan, tatkala tentara-tentara zionis yang
maniak itu berjingkrak sambil terkekeh-kekeh di atas ratusan mayat yang baru
saja mereka bantai.
Gideon
Levy, seorang penulis untuk surat kabar Israel Ha’aretz menyebutkan, Menurut ideologi zionis,
tidak boleh ada unsur asing apa pun di “tanah terjanji.” Oleh karena itu tidak
ada halangan membunuh anak-anak atau bayi sekalipun dalam buaiannya. Heilburn, mantan walikota Tel Aviv,
menyatakan "Kita harus membunuh semua orang-orang Palestina kecuali mereka
tunduk tinggal di sini sebagai budak." Karena itu hampir tidak ada hari tanpa darah tertumpah dari orang yang tak
bersalah di Gaza .
Tentara zionis Israel
secara terencana menghancurkan penduduk Gaza .
Desa-desa dibom, rumah-rumah dimusnahkan, dan ladang-ladang dibakar. Sementara
kekejaman ini muncul di media internasional dari waktu ke waktu. Tetapi sungguh
menyedihkan, para pemimpin dunia hingga kini masih belum cukup bertindak.
B. Doktrin yang disalah tafsirkan
Bangsa Yahudi awalnya boleh jadi merupakan bangsa yang terhormat,
mereka adalah penghuni tanah para Nabi, namun
karena wataknya yang arogan, merasa spisies unggul pilihan Tuhan, dan
selalu ingin bermusuhan dengan yang lain, maka sejak 700 tahun SM mereka selalu
terusir dan dijadikan budak belian, bahkan akhirnya menjadi korban pembantaian
besar-besaran Adolf Hitler Jerman. Karena itu mereka selalu memimpikan negeri
nenek moyang sebagaimana dijanjikan dalam kitab Talmut. Kemudian sejak tahun
1882 mulailah mereka melakukan migrasi ketanah yang dijanjikan (Promised
land) Palestina dan tahun-tahun berikutnya para pendatang yahudi (aliya)
jumlahnya terus bertambah.
Menurut Yousef Haikal Salah satu penyebab kemaha biadaban zionis Israel terhadap
penduduk Gaza
dan dan Palestina pada umumnya adalah bersumber dari watak arogan yang didukung
oleh doktrin ideologi zionis yang keblinger. Mereka mendasarkan tindakan brutalnya
pada kitab Yosua yang sudah diputar
balikkan, berdasarkan kitab diatas
mereka menganggap diri mereka sebagai (1) orang-orang pilihan (2) orang-orang
yang unggul, dan (3) orang-orang yang dilebihkan dari etnis lainnya.
Memang dalam Al-Qur'an disebutkan
“Hai Bani Israil, ingatlah akan ni'mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu
dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. (QS.2
: 47), Juga pada Qs. 45 :16 “ Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani
Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka
rezki-rezki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada
masanya). Tetapi ayat-ayat ini tidaklah menyiratkan "orang pilihan"
seperti yang dipahami orang-orang Yahudi radikal. Ayat-ayat tersebut
menunjukkan kenyataan bahwa banyak nabi-nabi yang datang dari keturunan ini,
dan bahwa orang-orang Yahudi memerintah di daerah yang luas pada saat itu.
Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa dengan berkat kedudukan kekuasaan mereka,
mereka "lebih diutamakan di atas semua manusia lain." Tetapi tatkala
mereka menolak Isa, keutamaan itu pun berakhir.
Al-Qur'an menyatakan bahwa orang yang
terpilih tersebut adalah para nabi dan orang-orang beriman yang Allah tunjuki
kepada kebenaran. Ayat-ayat tersebut menyebutkan bahwa para nabi itu telah
dipilih, ditunjuki jalan yang benar, dan diberkati (Qs.19 : 58), Namun orang-orang Yahudi radikal, meyakini "orang
yang terpilih" sebagai ciri kebangsaan sehingga mereka menganggap setiap
orang Yahudi terlahir unggul dan bahwa Bani Israil selamanya dianggap unggul
dari semua manusia lainnya. Semakin parah, tatkala “perasaan unggul” tsb dijadikan
motivasi untuk melakukan kekejaman atas bangsa lain." Untuk tujuan ini,
para Zionis membenarkan perilaku mereka melalui kebencian-kebencian
turun-temurun yang bisa ditemukan dalam Talmud. Menurut pandangan ini, hal yang
lumrah bagi orang-orang Yahudi untuk menipu orang-orang non-Yahudi, untuk
merampas hak milik mereka, bahkan jika diperlukan, membunuh mereka, termasuk
wanita dan anak-anak.
Disamping itu ajaran zionis juga menyebutkan bahwa kembalinya
orang Yahudi ke Palestina merupakan sebuah “tujuan suci” dan perang yang
dilancarkan mereka untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebuah “perang suci.” Rabbi Shlomo Goren peminpin Rabbi (pemuka
agama yahudi) untuk kelompok Ashkenazic (Yahudi Eropa barat) di Israel berfatwa
bahwa tindakan tentara zionis atas penduduk Palestina merupakan tugas suci
keagamaan yang sesuai dengan halakha
(hukum agama Yahudi) dan perintah Yahweh (Tuhan agama yahudi). Kitab kita
mengajak dengan penuh kebanggaan untuk melakukan tindakan kejam oleh Bani
Israel, dibawah pimpinan Yosua atas pribumi Palestina.
Dalam karya klasiknya The Case of Israel: A Study of Political
Zionism, Garaudy menyebutkan bahwa Kitab Yosua,
seringkali dijadikan propaganda oleh para rabbi dalam menganjurkan perang suci
bagi tentara zionis untuk melakukan pemusnahan atas penduduk yang ditaklukkan,
menumpas dengan “mata pedang” segala sesuatu “baik laki-laki maupun perempuan,
baik tua maupun muda,” (Yosua, 6:21), Propaganda turun temurun dari
para pemuka agama yahudi ini, ditambah lagi dengan ungkapan bahwa “orang-orang terpilih Israel adalah spesies unggul
dari Nil hingga Eufrat” telah membentuk dasar-dasar ideologi Zionisme Israil. Perlakuan brutal tentara Israel atas warga Palestina adalah
akibat langsung dari ajaran ini.
C. Pembantaian itu harus dihentikan
Pembantaian zionis Israil
atas warga Palestina sesungguhnya sudah berlangsung sejak lama, yakni
sejak zionisme pertamakali dibawa ke dalam agenda dunia di akhir abad ke
sembilan belas oleh Theodore Herzl (seorang wartawan Yahudi asal Austria), Tetapi yang populer dari catatan sejarah
pembataian warga Palestina oleh zionis Israel adalah (1) pembantaian
King David, tahun 1946 yang menewaskan 920 orang (2) Pembantaian Baldat
Al-Shaikh, Yehida, Khisas dan Qazaza tahun 1947 menewaskan hampir 2000 orang, termasuk
anak-anak yang tak berdosa (3) Di tahun 1948 puluhan ribu warga Palestina tewas
oleh pembantaian tentara zionis di Hotel Semirami, Naser al-Din,
Tantura, Masjid Dahmash,
Dawayma, Houla, Salha, dan Deir Yassin, (4) di Tahun
1956 ribuan warga Palestina tewas oleh pembantaian
tentara zionis di Kafr Qasem, Khan Yunis dan Gaza, (5) Tahun 1981 ribuan warga
Palestina tewas oleh Zionis di Fakhani, (6) Pembantaian di
Mesjid Ibrahimi, tahun 1994 : 2500 warga sipil tewas (7), Pembantaian di Qana, tahun
1996 : 509 tewas (8) tahun 1994 pembantaian terjadi lagi di Sabra dan Shatilla
yang menewaskan ribuan warga sipil palestina, Mereka di tahun 1994 juga
membantai 4000 anak-anak dengan membagi-bagikan coklat yang sudah diracuni. Bahkan dikatakan sejak September hingga
desember 2007 sebanyak 936000 orang Palestina tewas, angka-angka ini belum
termasuk yang hilang tanpa bekas .
Melihat kekejian ini, saya kira umat Islam
tidak boleh berdiam diri, sebab menurut Nabi saw, persaudaraan kaum muslimin ibarat
sebuah bangunan, yang satu harus menguatkan yang lainnya. Kita mesti merespon teguran
Allah” Mengapa kamu tidak mau berperang dijalan Allah dan membela orang- orang
lemah”. (Q.S. 4 : 75). Saat ini layak ditanyakan dimana gerangan para laskar
jihad yang sering terlihat garang di negeri sendiri itu ? dimana pula para kyai
yang hobi istighosah itu ? Kenapa MUI lebih suka mengeluarkan fatwa tentang
rokok daripada ini ?. Pertanyaan serupa juga mesti segera diajukan kepada
Amerika atau Dunia, Mengapa untuk kekejian ini, mereka tidak ngomel tentang
terorisme ?.
Wahai saudaraku, mesti
disadari, kendati kita mencintai perdamaian, akan tetapi ketika saudara kita
diperangi. Maka Allah mengizinkan kita berperang dalam segala bentuknya (Q.S.
22 : 39). Boleh jadi anda mencibir oang-orang yang keras meneriakkan jihad
sebagai pihak yang menjadikan Agama sebagai alat politik, tapi anda jangan lupa
bahwa membiarkan pembantaian manusia secara besar-besaran adalah perbuatan dosa
yang anda juga menanggungnya.
Kini bukan saatnya
berseminar, ber talkshow atau berdiskusi sebab yang dibutuhkan saudara kita di
Gaza bukan hasil seminar. Jangan hanya musuh yang dikecam, sebab umat Islam
sendiri atau negara mayoritas muslim yang karena kepecikan dan ketergantungannya telah membuka jalan bagi kemenangan
musuh dan kebinasaan diri sendiri. Inilah yang disebut Nabi saw sebagai : Al-Ujara’ dan Al-Mutahawwinun (Orang yang menjual dirinya
kepada musuh Islam) dan (orang- orang yang tidak ambil pusing terhadap
kejadian-kejadian yang sedang melanda kemanusiaan),.Padahal sangat jelas sabda Nabi
saw yang menyebutkan “Barang siapa diantara kaum muslimin yang tidak memperhatikan urusan kaum
muslimin yang lain, maka mereka bukan termasuk golongan umat ku". #