Minggu, 28 Oktober 2012

BERQURBANLAH SEBELUM KITA MENJADI KORBAN



Ust. Hefni Zain
 Sejarah qurban sesungguhnya telah dikenal sejak Nabiulloh Adam as, yakni ketika Habil dan qobil diperintahkan berqurban oleh Allah swt, Disampaikan dalam Al-Qur’an : Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). (Qs. 5 : 27)  
Apa yang menyebabkan qurban Habil diterima dan qurban Qobil ditolak ? ternyata, Habil mempersembahkan  yang terbaik yang dia punya dengan hati yang taqwa dan ikhlas  sementara Qobil sebaliknya.  Mari kita introspeksi diri. Apakah kita termasuk pengikut Habil yang diterima qurbannya oleh Allah swt  ataukah pengikut Qabil yang ditolak qurbannya lalu dilaknat karena mendahulukan kehendak dirinya diatas kehendak Allah swt. Secara historik dan substansial peristiwa qurban mengajarkan agar seseorang menempatkan kecintaan kepada Allah diatas segalanya. Itulah yang ingin dipesankan dari makna simbolik ibadah Qurban.
Pertanyaannya kini : sudahkah kita mendahulukan kehendak Allah diatas kehendak kita sendiri ?  sudahkah kita memberikan yang terbaik yang paling kita cintai  untuk Allah semata ? ketika berdiri dihadapan Allah, apakah kita membawa hati yang terbersih dan pakaian yang terbaik? ataukah kita masih datang dengan pakaian lusuh, rambut kusut, hati kusai dan tubuh yang masih dipenuhi sisa sisa kehidupan duniawi ?
Al-Qur’an menegaskan : Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.(Qs. 3 : 92)
Lalu apakah yang terbaik yang dapat kita berikan untuk Allah swt ? tiada lain kecuali yang paling kita cintai dari yang kita punya, termasuk keinginan keinginan atau kememilikan kepemilikan duniawi kita.
Dalam Hadits Qudsi ditegaskan :
Siapa yang mendahulukan kehendakKu diatas kehendaknya, maka akan Aku pelihara dirinya, Aku atur urusan dunianya dan akan Aku  luaskan rizkinya. Tetapi barang siapa yang mendahulukan kehendaknya diatas kehendakKu, maka Aku akan cerai beraikan segala urusannya.
Ibnu Majah meriwayatkan hadits yang menceritakan bahwa setiap Iedul adha Rasulullah saw menyembelih dua ekor domba yang gemuk dan bersih, seraya berkata “ Ya Allah terimalah ini dari Muhammad, keluarga muhammad dan ummat muhammad yang tidak mampu”
Ketika Rasululloh yang mulia mengatas namakan qurbannya untuk dirinya, keluarganya dan umatnya yang tidak mampu, beliau sedang menegaskan bahwa ibadah qurban selain  merupakan ibadah ritual  juga yang lebih penting adalah merupakan ibadah sosial.
Qurban yang secara harfiah berarti dekat, dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah  dengan cara terlebih dahulu mendekatkan diri kepada sesama manusia, khususnya mereka yang sengsara.  Sabda Rasul : Barang siapa yang sudah mampu berqurban, tetapi tidak melakukannya, maka hendaklah jangan mendekati tempat sholatku ini.

Kenapa Beliau  sangat keras mengecam orang yang enggan berqurban?, sebab ibadah qurban bukan sekedar ritus persembahan untuk meningkatkan spirtualitas seseorang, juga bukan kesempatan bagi orang kaya menunjukkan kesolehannya dengan harta yang dimilikinya, yang paling prinsip dari ibadah qurban adalah dalam rangka memperkuat kepekaan sosial, menyantuni fakir miskin dan membuat gembira mereka yang hidup sengsara. Qurban mencerminkan pesan Islam, bahwa seseorang hanya dapat taqorrub dengan Allah bila sebelumnya ia telah dekat dengan saudara saudaranya yang kekurangan. Nabi saw menegaskan : Tidak termasuk beriman kepadaku  orang yang bermalam dengan perut kenyang, padahal  dia tahu bahwa tetangganya ada yang kelaparan”.
Dalam Islam, qurban adalah gerakan tauhidul ibadah menuju tauhidul ummah, Jadi bila ibadah puasa mengajak orang kaya merasakan lapar sebagaimana orang miskin, maka ibadah qurban mengajak kaum miskin merasakan kenyang sebagaimana orang yang berkecukupan.
Bila Allah menyuruh orang mendekatkan diri kepadanya dengan mengisi masjid masjid dan rumah rumah ibadah yang sunyi, maka Allah juga menyuruh manusia mendekatkan diri kepadanya dengan mengisi perut perut yang kosong, Ketika sahabat bertanya, dimanakah saya dapat menemuimu ya Rasul ? Rasul menjawab “carilah aku ditengah tengah orang tertindas”
Dalam sebuah riwayat disampaikan :
Tuhan bertanya kepada Jibril as, Wahai Jibril seandainya Aku menciptakan engkau sebagai seorang manusia, bagaimana caranya engkau beribadah kepadaku “Aku akan menyembahmu dengan tiga cara. Pertama Aku akan beri minum orang yang kehausan, kedua aku akan menutupi kesalahan orang lain ketimbang akau membicarakannya, dan ketiga  aku akan menolong meraka yang miskin, Karena aku tahu engkau akan melakukan hal yang seperti itu maka aku memilihmu senbagai pembawa wahyu untuk disampaikan kepada para nabiKu.
Ibadah qurban merupakan rekonstruksi historis atas perjalanan spiritual manusia manusia pilihan, seperti Habil, Ibrahim as, Ismail as dan siti hajar, karena itu dapat dikatakan “dengan semangat qurban, diharapkan dapat muncul Habil-Habil baru yang selalu mempersembahkan yang terbaik untuk Allah,  Ibrahim dan ismail baru yang siap berkorban dan mengorbankan yang paling dicintainya demi memenuhi kehendak Allah, atau melahirkan siti hajar siti hajar baru yang punya etos mujahadah tinggi untuk mencapai ridha Allah. dengan itu lalu muncullah zamzam baru atau mata  air kehidupan yang dapat menghantarkan manusia pada keselamatan dan  kemakmuran.
Maka itu, Jika ingin selamat segeralah berqurban sebelum kita menjadi korban dari keserakahan, kekikiran dan nafsu kebinatangan kita. Berqurban adalah simpanan pahala yang kita petik dihari kemudian, hari dimana  tiada lagi pertolongan selain kebaikan yang pernah kita lakukan.  Dalam Al-Qur’an, Allah swt  berfirman : Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus
Anehnya di zaman kita ini, banyak  yang lebih suka berebut daging qurban dari pada melakukan qurban, banyak  yang lebih suka mengorbankan harga diri dan rasa malu demi jabatan dan kekayaan, dan lebih banyak lagi orang yang senang mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi dan golongannya.

Tidak ada komentar: