Jumat, 21 September 2012

MENGIDENTIFIKASI BAHAYA GHAZWUL FIKRI

Oleh : Ust. Hefni Zain.

"....Dan tiada henti-hentinya mereka selalu memerangi kalian sehingga kalian murtad dari agama kalian, jika mereka mampu..." (Al Baqarah [2] : 217).

Muqoddimah
Ghazwul fikri berasal dari kata ghazw dan al-fikr, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "Perang Pemikiran". Maksudnya ialah upaya-upaya gencar musuh-musuh Islam untuk meracuni pikiran kaum muslimin agar jauh dari ajaran Islam, lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya. Upaya ini telah berlangsung sejak lama dan terus berlanjut hingga kini.
Ghazwul fikri dimulai ketika kaum salib dikalahkan oleh pasukan Islam dalam sembilan kali peperangan besar. Kekalahan demi kekalahan itu akhirnya memaksa kaum salib merubah strategi. Di bawah pimpinan Raja Louis XI, strategi itu mulai diuji cobakan, caranya bukan lagi berupa perang fisik, melainkan perang pemikiran. Keunggulan perang pemikiran dibanding perang fisik antara lain : (1) Dana yang dibutuhkan tidak sebesar dana yang diperlukan untuk perang fisik. (2) Sasaran ghazwul fikri tidak terbatas. (3) Serangannnya dapat mengenai siapa saja, dimana saja dan kapan saja. (4) Tidak ada korban dari pihak penyerang. (5) Sasaran yang diserang tidak merasakan bahwa sesungguhnya dirinya dalam kondisi diserang.  (6) Dampak yang dihasilkan sangat fatal dan berjangka panjang. (7) Efektif dan efisien.
Karena itu mereka lalu mengirimkan putera-putera terbaik mereka untuk belajar Islam di berbagai wilayah kaum muslimin. Motivasi mereka tentu bukan untuk mengamalkan, melainkan untuk menghancurkannya. Setelah berhasil menguasai berbagai disiplin keilmuan Islam seperti, tafsir, hadist, fiqh dan khazanah ilmu-ilmu keislaman lainnya lalu mereka kembali ke Eropa, lalu membentuk semacam Research and Development (Penelitian dan Pengembangan) untuk mengetahui kelemahan umat Islam agar dapat mereka kuasai.
Kesungguhan mereka dalam mempelajari Islam memang luar biasa, mereka rela meninggalkan anak istrinya hanya untuk berkeliling ke negeri-negeri muslim guna menemukan kelemahan negeri-negeri Islam itu. Di antara pernyataan mereka ialah, "Percuma kita berperang melawan umat Islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka. Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Oleh karena itu, tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat Islam dari agama mereka, barulah kita mudah mengalahkan mereka.” Gleed Stones, mantan perdana menteri Inggris, juga mengatakan hal yang sama, "Percuma memerangi umat Islam, kita tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam al-Qur'an masih bergelora. Tugas kita kini adalah mencabut al-Qur'an dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka.”

 
Kaum muslimin laksana buih di lautan
Jauh sebelumnya Rasulullah saw telah mengingatkan bahwa akan datang suatu masa dimana ummat Islam ibarat hidangan yang diperebutkan oleh sekelompok manusia yang lapar lagi rakus. Sahabat bertanya, "Apakah jumlah kami waktu itu sedikit, ya Rasulullah?"."Tidak! Jawab Rasul, Bahkan waktu itu jumlah kalian sangat banyak, akan tetapi kondisi kalian waktu itu seperti buih di lautan. Dan sungguh, rasa gentar telah hilang dari dada musuh kalian. Sementara dalam dada kalian bercokol penyakit wahn, yakni cinta dunia dan takut mati".
Kita bisa bayangkan bagaimana nasib hidangan yang menjadi sasaran perebutan orang-orang yang kelaparan dan rakus, tentu dalam sekejap makanan yang tadinya utuh menjadi hancur berantakan tak berbekas, lumat ditelan para pemangsanya. Demikian pula dengan kondisi ummat Islam saat ini yang menjadi bahan perebutan dari sekian banyak kepentingan yang apabila dikaji lebih jauh ternyata tujuan akhirnya adalah sama, yakni kehancuran kaum muslimin.
Allah swt telah memberikan informasi kepada kita mengenai pihak-pihak yang dalam perjalanan sejarah selalu mengibarkan bendera permusuhan terhadap kaum muslimin, antara lain : (1)  Qs. Al-Baqarah : 120  yang artinya ”Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah rela terhadap kalian, sehingga kalian mengikuti jejak mereka..."  (2) Qs.Al-Maidah : 82, yang artinya ”"Sesungguhnya telah kalian dapati orang-orang yang paling besar permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik...."  (3) Qs At-Taubah : 67, yang artinya ”Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang yang ma'ruf dan menggenggam tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itulah orang-orang yang fasik".
Kendati, musuh-musuh Islam itu kelihatan berbeda, tetapi dalam memerangi kaum muslimin mereka bersatu melakukan konspirasi yang berskala Internasional. tanpa mengenal lelah dan berputus asa. "Disebutkan dalam Qs. Al-baqarah : 217 yang artinya “Dan tiada henti-hentinya mereka memerangi kalian sehingga kalian murtad dari agama kalian, jika mereka mampu...."

Bentuk-bentuk Ghazwul Fikri
1.    Perusakan Akhlaq
Melalui berbagai media, mereka melancarkan program-program yang bertujuan merusak akhlaq generasi muslim, perempuan dan laki-laki, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai yang tua renta sekalipun. Di antara bentuk perusakan itu adalah lewat majalah-majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu, mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang gaya hidupnya jauh dari etika Islam. Hasilnya betul-betul luar biasa, banyak generasi muda kita yang tergiur dan mengidolakan mereka dan melupakan tokoh-tokoh Muslim seperti Rasululloh, para sahabat dan salafunas sholeh.



2.    Perusakan Pola Fikir
Dengan berbagai media, mereka sengaja menyajikan berita miring yang berkenaan dengan Islam dan kaum muslimin. Seringkali mereka memojokkan posisi kaum muslim tanpa alasan yang jelas. Mereka selalu memakai kata-kata; teroris, fundamentalis untuk mengatakan para pejuang kaum muslimin yang gigih mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan penjajah yang zhalim dan melampui batas. Sementara itu di sisi lain mereka mendiamkan setiap aksi para perusak, penindas, serta penjajah yang sejalan dengan mereka; seperti Israel, Atheis Rusia, Fundamentalis Hindu India, Serbia, serta yang lain-lainnya. Apa-apa yang sampai kepada kaum muslimin di negeri-negeri lain adalah sesuatu yang benar-benar jauh dari realitas. Bahkan, sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang sesungguhnya.

3.    Pemurtadan
Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non muslim menawarkan "bantuan" ekonomi; mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, sekolah, biasiswa dan semacamnya untuk menggoyahkan iman orang-orang Islam.


4.    Sekularuisasi Pendidikan
Hampir di seluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dengan ilmu pengetahuan di sekolah. Sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi Islam pada masa penjajahan (imperialisme), untuk menghancurkan Islam dari dalam tubuhnya sendiri. Anehnya umat Islam malah merasa bangga dengan pendidikan Yahudi dan risih dengan model pendidikan Islam.
Pastor Takly berkata: "Kita harus mendorong pembangunan sekolah-sekolah ala Barat yang sekuler. Karena ternyata banyak orang Islam yang goyah aqidahnya dengan Islam dan Al Qur'an setelah mempelajari buku-buku pelajaran Barat dan belajar bahasa asing".  Samuel Zwemer dalam konferensi Al Quds untuk para pastor pada tahun 1935 mengatakan: "Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al Qur'an dan Sunnah). Sehingga mereka menjadi orang- orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan), menjadi terpecah- belah dan jauh dari persatuan. Dengan demikian kalian telah menyiapkan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian".

Catatan Pentup
Sasaran utama ghazwul fikri adalah pola pikir dan akhlaq. Apabila seseorang sering menerima pola pikir sekuler, maka iapun akan berpikir ala sekuler. Bila sesorang sering dicekoki paham materialis, fasis, marxis, liberalis, kapitalis atau yang lainnya, maka merekapun akan berpikir dari sudut pandang paham tersebut.  Demikianlah bahaya ghazwul fikri. Ia akan menyeret seseorang ke dalam jurang kesesatan tanpa terasa. Ibaratnya seutas rambut yang dicelupkan ke dalam adonan roti, kemudian ditarik dari adonan tersebut. Tak akan ada sedikitpun adonan roti yang menempel pada rambut. Rambut itu keluar dari adonan dengan halus sekali tanpa terasa. Demikianlah, seseorang hanya tahu bahwa ternyata dirinya sudah berada dalam kesesatan, tanpa terasa!  Edisi  Maret  2012

Bahan Bacaan
1. Akhlaqul ‘ulama
2. Majmu' al-Fatawa
3. Syarh hadits ma dzi'baani jaai'aani
4. Syarah Aqidah Ath-Thahawiyah.

Tidak ada komentar: