Oleh
: Ust. Hefni Zain.
"....Dan tiada henti-hentinya mereka selalu memerangi kalian sehingga kalian murtad dari agama kalian, jika mereka mampu..." (Al Baqarah [2] : 217).
Muqoddimah
Ghazwul fikri
berasal dari kata ghazw dan al-fikr, yang secara harfiah dapat diartikan
sebagai "Perang Pemikiran". Maksudnya ialah upaya-upaya gencar
musuh-musuh Islam untuk meracuni pikiran kaum muslimin agar jauh dari ajaran Islam,
lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis
sampai ke akar-akarnya. Upaya ini telah berlangsung sejak lama dan terus
berlanjut hingga kini.
Ghazwul fikri
dimulai ketika kaum salib dikalahkan oleh pasukan Islam dalam sembilan kali peperangan
besar. Kekalahan demi kekalahan itu akhirnya memaksa kaum salib merubah strategi.
Di bawah pimpinan Raja Louis XI, strategi itu mulai diuji cobakan, caranya
bukan lagi berupa perang fisik, melainkan perang pemikiran. Keunggulan perang
pemikiran dibanding perang fisik antara lain : (1) Dana yang dibutuhkan tidak
sebesar dana yang diperlukan untuk perang fisik. (2) Sasaran ghazwul fikri
tidak terbatas. (3) Serangannnya dapat mengenai siapa saja, dimana saja dan
kapan saja. (4) Tidak ada korban dari pihak penyerang. (5) Sasaran yang
diserang tidak merasakan bahwa sesungguhnya dirinya dalam kondisi diserang. (6) Dampak yang dihasilkan sangat fatal dan berjangka
panjang. (7) Efektif dan efisien.
Karena itu
mereka lalu mengirimkan putera-putera terbaik mereka untuk belajar Islam di
berbagai wilayah kaum muslimin. Motivasi mereka tentu bukan untuk mengamalkan,
melainkan untuk menghancurkannya. Setelah berhasil menguasai berbagai disiplin
keilmuan Islam seperti, tafsir, hadist, fiqh dan khazanah ilmu-ilmu keislaman
lainnya lalu mereka kembali ke Eropa, lalu membentuk semacam Research and
Development (Penelitian dan Pengembangan) untuk mengetahui kelemahan umat
Islam agar dapat mereka kuasai.
Kesungguhan mereka
dalam mempelajari Islam memang luar biasa, mereka rela meninggalkan anak
istrinya hanya untuk berkeliling ke negeri-negeri muslim guna menemukan
kelemahan negeri-negeri Islam itu. Di antara pernyataan mereka ialah,
"Percuma kita berperang melawan umat Islam selama mereka berpegang teguh
pada agama mereka. Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak
dapat berbuat apa-apa. Oleh karena itu, tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan
umat Islam dari agama mereka, barulah kita mudah mengalahkan mereka.” Gleed
Stones, mantan perdana menteri Inggris, juga mengatakan hal yang sama,
"Percuma memerangi umat Islam, kita tidak akan mampu menguasainya selama
di dada pemuda-pemuda Islam al-Qur'an masih bergelora. Tugas kita kini adalah
mencabut al-Qur'an dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai
mereka.”
Kaum muslimin laksana buih di lautan
Jauh
sebelumnya Rasulullah saw telah mengingatkan bahwa akan datang suatu masa
dimana ummat Islam ibarat hidangan yang diperebutkan oleh sekelompok manusia
yang lapar lagi rakus. Sahabat bertanya, "Apakah jumlah kami waktu itu
sedikit, ya Rasulullah?"."Tidak! Jawab Rasul, Bahkan waktu itu jumlah
kalian sangat banyak, akan tetapi kondisi kalian waktu itu seperti buih di lautan.
Dan sungguh, rasa gentar telah hilang dari dada musuh kalian. Sementara
dalam dada kalian bercokol penyakit wahn, yakni cinta dunia dan takut mati".
Kita bisa
bayangkan bagaimana nasib hidangan yang menjadi sasaran perebutan orang-orang yang
kelaparan dan rakus, tentu dalam sekejap makanan yang tadinya utuh menjadi
hancur berantakan tak berbekas, lumat ditelan para pemangsanya. Demikian pula
dengan kondisi ummat Islam saat ini yang menjadi bahan perebutan dari sekian
banyak kepentingan yang apabila dikaji lebih jauh ternyata tujuan akhirnya
adalah sama, yakni kehancuran kaum muslimin.
Allah swt
telah memberikan informasi kepada kita mengenai pihak-pihak yang dalam
perjalanan sejarah selalu mengibarkan bendera permusuhan terhadap kaum muslimin,
antara lain : (1) Qs. Al-Baqarah :
120 yang artinya ”Orang-orang Yahudi dan
Nashrani tidak akan pernah rela terhadap kalian, sehingga kalian mengikuti
jejak mereka..." (2) Qs.Al-Maidah :
82, yang artinya ”"Sesungguhnya telah kalian dapati orang-orang yang
paling besar permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang
Yahudi dan orang-orang musyrik...." (3) Qs At-Taubah : 67, yang artinya ”Orang-orang
munafiq laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah
sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang yang ma'ruf dan
menggenggam tangannya (kikir). Mereka
telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang
munafiq itulah orang-orang yang fasik".
Kendati, musuh-musuh
Islam itu kelihatan berbeda, tetapi dalam memerangi kaum muslimin mereka
bersatu melakukan konspirasi yang berskala Internasional. tanpa mengenal lelah
dan berputus asa. "Disebutkan dalam Qs. Al-baqarah : 217 yang artinya “Dan
tiada henti-hentinya mereka memerangi kalian sehingga kalian murtad dari agama
kalian, jika mereka mampu...."
Bentuk-bentuk Ghazwul Fikri
1. Perusakan Akhlaq
Melalui
berbagai media, mereka melancarkan program-program yang bertujuan merusak
akhlaq generasi muslim, perempuan dan laki-laki, mulai dari anak-anak, remaja,
dewasa, sampai yang tua renta sekalipun. Di antara bentuk perusakan
itu adalah lewat majalah-majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media
tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola
hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian,
gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu, mereka
telah berhasil membuat idola-idola baru yang gaya hidupnya jauh dari etika
Islam. Hasilnya betul-betul luar biasa, banyak generasi muda kita yang tergiur
dan mengidolakan mereka dan melupakan tokoh-tokoh Muslim seperti Rasululloh,
para sahabat dan salafunas sholeh.
2. Perusakan Pola Fikir
Dengan
berbagai media, mereka sengaja menyajikan berita miring yang berkenaan dengan Islam
dan kaum muslimin. Seringkali mereka memojokkan posisi kaum muslim tanpa
alasan yang jelas. Mereka selalu memakai kata-kata; teroris, fundamentalis
untuk mengatakan para pejuang kaum muslimin yang gigih mempertahankan
kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan penjajah yang zhalim dan melampui
batas. Sementara itu di sisi lain mereka mendiamkan setiap aksi para perusak,
penindas, serta penjajah yang sejalan dengan mereka; seperti Israel, Atheis
Rusia, Fundamentalis Hindu India, Serbia, serta yang lain-lainnya. Apa-apa yang
sampai kepada kaum muslimin di negeri-negeri lain adalah sesuatu yang benar-benar
jauh dari realitas. Bahkan, sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang
sesungguhnya.
3. Pemurtadan
Ini
adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan
orang-orang non muslim menawarkan "bantuan" ekonomi; mulai dari bahan
makanan, rumah, jabatan, sekolah, biasiswa dan semacamnya untuk menggoyahkan
iman orang-orang Islam.
4. Sekularuisasi
Pendidikan
Hampir
di seluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari
nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dengan ilmu
pengetahuan di sekolah. Sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh
dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi Islam pada masa
penjajahan (imperialisme), untuk menghancurkan Islam dari dalam tubuhnya sendiri.
Anehnya umat Islam malah merasa bangga dengan pendidikan Yahudi dan risih
dengan model pendidikan Islam.
Pastor Takly berkata: "Kita harus mendorong
pembangunan sekolah-sekolah ala Barat yang sekuler. Karena ternyata banyak
orang Islam yang goyah aqidahnya dengan Islam dan Al Qur'an setelah mempelajari
buku-buku pelajaran Barat dan belajar bahasa asing". Samuel Zwemer dalam konferensi Al Quds untuk
para pastor pada tahun 1935 mengatakan: "Sebenarnya tugas kalian bukan
mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan
tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al Qur'an dan Sunnah). Sehingga mereka
menjadi orang- orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling
bermusuhan), menjadi terpecah- belah dan jauh dari persatuan. Dengan demikian
kalian telah menyiapkan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan
menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian".
Catatan
Pentup
Sasaran
utama ghazwul fikri adalah pola pikir dan akhlaq. Apabila seseorang sering
menerima pola pikir sekuler, maka iapun akan berpikir ala sekuler. Bila
sesorang sering dicekoki paham materialis, fasis, marxis, liberalis, kapitalis
atau yang lainnya, maka merekapun akan berpikir dari sudut pandang paham
tersebut. Demikianlah bahaya ghazwul
fikri. Ia akan menyeret seseorang ke dalam jurang kesesatan tanpa terasa.
Ibaratnya seutas rambut yang dicelupkan ke dalam adonan roti, kemudian ditarik
dari adonan tersebut. Tak akan ada sedikitpun adonan roti yang menempel pada
rambut. Rambut itu keluar dari adonan dengan halus sekali tanpa terasa.
Demikianlah, seseorang hanya tahu bahwa ternyata dirinya sudah berada dalam
kesesatan, tanpa terasa!
Edisi
Maret 2012
Bahan Bacaan
1. Akhlaqul ‘ulama
2. Majmu' al-Fatawa
3. Syarh hadits ma dzi'baani jaai'aani
4. Syarah Aqidah Ath-Thahawiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar