Ust. Hefni Zain
A. Kebiadaban Zionisme Israel Tak terlukiskan
Sungguh
sangat sulit menggambarkan dengan kata-kata kebiadaban zionis Israel atas
bangsa Palestina, sebab kemaha biadaban, ektra brutal dan super sadis yang
mereka lakukan atas penduduk Palestina tidak lagi
berada dalam ukuran “manusia”, kemaha sadisan itu dilakukan oleh IDF (Angkatan bersenjata zionis Israel) yang
telah kehilangan watak kemanusiaannya. Maka sebagaimana disampaikan James Rohn (seorang profesor sosiologi pada John Hopkins
University), bahwa
siapapun yang masih merasa sebagai manusia yang menyaksikan
kekejian itu tidak terperanjat dan spontanitas mengutuknya, pastilah ia bukan
manusia kendati berbentuk manusia.
Chris
Hedges, seorang kepala biro Timur Tengah The Times dalam wawancaranya
dengan NPR menyebutkan “Saya pernah melihat anak-anak dibrondong peluru di Sarajevo, saya juga
telah melihat tentara kematian membantai keluarga-keluarga di Aljazair dan di
El Salvador, namun saya belum pernah melihat kebiadaban tentara mencincang
anak-anak dan bayi, menelanjangi para wanita dan memperkosanya beramai-ramai, lalu
mereka membunuhnya untuk sebuah kesenangan. Mereka juga membongkar dengan
bayonet perut wanita hamil dan mempermainkan oroknya yang penuh darah, bahkan
ada seorang pria tak bersenjata yang sudah menyerah, kepalanya dibrondong
dengan 47 peluru. Bagi Hedges, krisis Gaza
merupakan kebiadaban terdahsyat dalam sejarah bentrok Israel Palestina sejak
tahun 1967.
Dalam
sebuah berita berjudul “Israeli Army Accused of Atrocities, The Los
Angeles Times melaporkan bahwa mustahil menyebut angka pastinya, tapi ratusan
warga sipil Gaza termasuk anak-anak dan perempuan telah dibantai dengan super
sadis, bagi tentara
zionis Israel, seluruh rakyat Palestina adalah sasaran. Mereka tidak peduli
apakah orang-orang yang mereka temui itu anak-anak, perempuan, atau orang
berusia lanjut. Para zionis menganggap pembersihan etnis seperti ini sebagai hal penting
untuk mendirikan negara Israel.
Setiap saat bertemu dengan warga gaza,
tentara zionis berseru “Laktasour Otem,” yang berarti “Bereskan mereka!” lalu
para maniak itu mulai membantai dengan penuh kesenangan. Maka tidak heran bila di Gaza hari ini kita
menyaksikan pemandangan yang sungguh menggetarkan, tubuh-tubuh tak berkepala,
anak-anak yang dipotong-potong badannya, dan perut wanita yang terburai. Di
Gaza hari ini, hampir mustahil menemukan sebuah keluarga yang tidak kehilangan
anggota keluarganya karena peluru Israel, belum lagi yang lumpuh atau
cacat. Dan yang paling menyakitkan, tatkala tentara-tentara zionis yang
maniak itu berjingkrak sambil terkekeh-kekeh di atas ratusan mayat yang baru
saja mereka bantai.
Gideon Levy, seorang penulis untuk surat
kabar Israel Ha’aretz menyebutkan, Menurut ideologi zionis, tidak boleh ada unsur asing apa pun
di “tanah terjanji.” Oleh karena itu tidak ada halangan membunuh anak-anak atau
bayi sekalipun dalam buaiannya. Heilburn, mantan walikota Tel Aviv, menyatakan
"Kita harus membunuh semua orang-orang Palestina kecuali mereka tunduk
tinggal di sini sebagai budak." Karena itu hampir tidak ada hari tanpa darah tertumpah dari orang yang tak
bersalah di Gaza.
Tentara zionis Israel secara
terencana menghancurkan penduduk Gaza.
Desa-desa dibom, rumah-rumah dimusnahkan, dan ladang-ladang dibakar. Sementara
kekejaman ini muncul di media internasional dari waktu ke waktu. Tetapi sungguh
menyedihkan, para pemimpin dunia hingga kini masih belum cukup bertindak.
B. Doktrin yang
disalah tafsirkan
Bangsa Yahudi awalnya boleh jadi
merupakan bangsa yang terhormat, mereka adalah penghuni tanah para Nabi,
namun karena wataknya yang arogan,
merasa spisies unggul pilihan Tuhan, dan selalu ingin bermusuhan dengan yang
lain, maka sejak 700 tahun SM mereka selalu terusir dan dijadikan budak belian,
bahkan akhirnya menjadi korban pembantaian besar-besaran Adolf Hitler Jerman.
Karena itu mereka selalu memimpikan negeri nenek moyang sebagaimana dijanjikan
dalam kitab Talmut. Kemudian sejak tahun 1882 mulailah mereka melakukan migrasi
ketanah yang dijanjikan (Promised land) Palestina dan tahun-tahun
berikutnya para pendatang yahudi (aliya) jumlahnya terus bertambah.
Menurut
Yousef Haikal
Salah satu penyebab kemaha biadaban zionis Israel
terhadap penduduk Gaza
dan dan Palestina pada umumnya adalah bersumber dari watak arogan yang didukung
oleh doktrin ideologi zionis yang keblinger. Mereka mendasarkan tindakan brutalnya
pada kitab Yosua yang
sudah diputar balikkan, berdasarkan kitab
diatas mereka menganggap diri mereka sebagai (1) orang-orang pilihan (2)
orang-orang yang unggul, dan (3) orang-orang yang dilebihkan dari etnis
lainnya.
Memang dalam Al-Qur'an disebutkan
“Hai Bani Israil, ingatlah akan ni'mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu
dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. (QS.2
: 47), Juga pada Qs. 45 :16 “ Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani
Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka
rezki-rezki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada
masanya). Tetapi ayat-ayat ini tidaklah menyiratkan "orang pilihan"
seperti yang dipahami orang-orang Yahudi radikal. Ayat-ayat tersebut
menunjukkan kenyataan bahwa banyak nabi-nabi yang datang dari keturunan ini,
dan bahwa orang-orang Yahudi memerintah di daerah yang luas pada saat itu.
Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa dengan berkat kedudukan kekuasaan mereka,
mereka "lebih diutamakan di atas semua manusia lain." Tetapi tatkala
mereka menolak Isa, keutamaan itu pun berakhir.
Al-Qur'an menyatakan
bahwa orang yang terpilih tersebut adalah para nabi dan orang-orang beriman
yang Allah tunjuki kepada kebenaran. Ayat-ayat tersebut menyebutkan bahwa para
nabi itu telah dipilih, ditunjuki jalan yang benar, dan diberkati (Qs.19 : 58),
Namun orang-orang Yahudi
radikal, meyakini "orang yang terpilih" sebagai ciri kebangsaan
sehingga mereka menganggap setiap orang Yahudi terlahir unggul dan bahwa Bani
Israil selamanya dianggap unggul dari semua manusia lainnya. Semakin parah,
tatkala “perasaan unggul” tsb dijadikan motivasi untuk melakukan kekejaman atas
bangsa lain." Untuk tujuan ini, para Zionis membenarkan perilaku mereka
melalui kebencian-kebencian turun-temurun yang bisa ditemukan dalam Talmud.
Menurut pandangan ini, hal yang lumrah bagi orang-orang Yahudi untuk menipu
orang-orang non-Yahudi, untuk merampas hak milik mereka, bahkan jika diperlukan,
membunuh mereka, termasuk wanita dan anak-anak.
Disamping itu ajaran zionis
juga menyebutkan bahwa kembalinya orang Yahudi ke Palestina merupakan sebuah
“tujuan suci” dan perang yang dilancarkan mereka untuk mencapai tujuan tersebut
adalah sebuah “perang suci.” Rabbi
Shlomo Goren peminpin Rabbi (pemuka agama yahudi) untuk kelompok Ashkenazic
(Yahudi Eropa barat) di Israel berfatwa bahwa tindakan tentara zionis atas
penduduk Palestina merupakan tugas suci keagamaan yang sesuai dengan halakha (hukum agama Yahudi) dan perintah
Yahweh (Tuhan agama yahudi). Kitab kita mengajak dengan penuh kebanggaan untuk
melakukan tindakan kejam oleh Bani Israel, dibawah pimpinan Yosua atas pribumi
Palestina.
Dalam karya klasiknya The Case
of Israel: A Study of Political Zionism, Garaudy menyebutkan bahwa Kitab Yosua, seringkali dijadikan
propaganda oleh para rabbi dalam menganjurkan perang suci bagi tentara zionis
untuk melakukan pemusnahan atas penduduk yang ditaklukkan, menumpas dengan
“mata pedang” segala sesuatu “baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun
muda,” (Yosua, 6:21), Propaganda turun temurun dari para pemuka
agama yahudi ini,
ditambah lagi dengan ungkapan bahwa “orang-orang terpilih Israel adalah
spesies unggul dari Nil hingga Eufrat” telah membentuk dasar-dasar ideologi
Zionisme Israil. Perlakuan brutal
tentara Israel
atas warga Palestina adalah akibat langsung dari ajaran ini.
C. Pembantaian itu
harus dihentikan
Pembantaian zionis Israil atas warga Palestina sesungguhnya sudah berlangsung
sejak lama, yakni sejak zionisme pertamakali dibawa ke dalam agenda dunia di
akhir abad ke sembilan belas oleh Theodore Herzl (seorang wartawan Yahudi asal
Austria), Tetapi yang populer dari
catatan sejarah pembataian warga Palestina oleh zionis Israel adalah (1) pembantaian King David, tahun 1946 yang
menewaskan 920 orang (2) Pembantaian Baldat Al-Shaikh, Yehida, Khisas dan Qazaza
tahun 1947 menewaskan hampir 2000 orang, termasuk anak-anak yang tak berdosa (3)
Di tahun 1948 puluhan ribu warga Palestina tewas oleh pembantaian tentara zionis
di Hotel Semirami, Naser al-Din, Tantura,
Masjid Dahmash, Dawayma, Houla, Salha, dan Deir Yassin, (4) di Tahun
1956 ribuan warga Palestina tewas oleh pembantaian
tentara zionis di Kafr Qasem, Khan Yunis dan Gaza, (5) Tahun 1981 ribuan warga
Palestina tewas oleh Zionis di Fakhani, (6) Pembantaian di
Mesjid Ibrahimi, tahun 1994 : 2500 warga sipil tewas (7), Pembantaian di Qana, tahun
1996 : 509 tewas (8) tahun 1994 pembantaian terjadi lagi di Sabra dan Shatilla
yang menewaskan ribuan warga sipil palestina, Mereka di tahun 1994 juga
membantai 4000 anak-anak dengan membagi-bagikan coklat yang sudah diracuni. Bahkan dikatakan sejak September hingga
desember 2007 sebanyak 936000 orang Palestina tewas, angka-angka ini belum
termasuk yang hilang tanpa bekas .
Melihat
kekejian ini, saya kira umat Islam tidak boleh berdiam diri, sebab menurut Nabi
saw, persaudaraan kaum muslimin ibarat sebuah bangunan,
yang satu harus menguatkan yang lainnya. Kita mesti merespon teguran Allah”
Mengapa kamu tidak mau berperang dijalan Allah dan membela orang- orang lemah”.
(Q.S. 4 : 75). Saat ini layak ditanyakan dimana gerangan para laskar jihad yang
sering terlihat garang di negeri sendiri itu ? dimana pula para kyai yang hobi
istighosah itu ? Kenapa MUI lebih suka mengeluarkan fatwa tentang rokok
daripada ini ?. Pertanyaan serupa juga mesti segera diajukan kepada Amerika
atau Dunia, Mengapa untuk kekejian ini, mereka tidak ngomel tentang terorisme
?.
Wahai saudaraku, mesti disadari, kendati kita
mencintai perdamaian, akan tetapi ketika saudara kita diperangi. Maka Allah
mengizinkan kita berperang dalam segala bentuknya (Q.S. 22 : 39). Boleh jadi
anda mencibir oang-orang yang keras meneriakkan jihad sebagai pihak yang
menjadikan Agama sebagai alat politik, tapi anda jangan lupa bahwa membiarkan
pembantaian manusia secara besar-besaran adalah perbuatan dosa yang anda juga
menanggungnya.
Kini bukan saatnya berseminar, ber talkshow atau berdiskusi
sebab yang dibutuhkan saudara kita di Gaza bukan hasil seminar. Jangan hanya
musuh yang dikecam, sebab umat Islam sendiri atau negara mayoritas muslim yang
karena kepecikan dan
ketergantungannya telah membuka jalan bagi kemenangan
musuh dan kebinasaan diri sendiri. Inilah yang disebut Nabi saw sebagai : Al-Ujara’ dan Al-Mutahawwinun (Orang yang
menjual dirinya kepada musuh Islam) dan (orang- orang yang tidak ambil pusing
terhadap kejadian-kejadian yang sedang melanda kemanusiaan),.Padahal sangat
jelas sabda Nabi saw yang menyebutkan “Barang siapa
diantara kaum muslimin yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin yang lain,
maka mereka bukan termasuk golongan umat ku". #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar