Selasa, 23 April 2013

CINTA SEJATI : CINTA WALAUPUN BUKAN CINTA KARENA




             Seorang petani hidup bersama putrinya, suatu hari datang tiga pria tampan menyatakan cinta mereka dan melamar putri tersebut, masing masing pria itu  mengancam akan bunuh diri bila tidak mendapatkan si putri , calon mertua kebingungan, bila ia memberikan putrinya kepada salah satu dari pria itu, pasti akan terjadi dua pembunuhan, dalam keadaan bingung, mendadak si putri meninggal dunia.
          Untuk membuktikan cinta mereka kepada si putri tiga pria tampan itu menunjukkan prilaku yang berbeda, pria pertama membaca talqin, tahlil dan doa agar almarhumah di terima dengan damai di sisi Tuhannya, setelah itu ia pergi, pria kedua membuat gubuk di pinggir kuburan si putri dan menetap disana terus menerus, ia tak mau meninggalkan tempat itu, tak henti hentinya melantunkan doa, pujian pujian dan kidung cinta untuknya. Sementara pria ketiga sangat kecewa lalu pergi mengembara berbulan bulan sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang pertapa yang memiliki kemampuan menghidupkan orang mati.
         Singkat cerita ketiga pria itu berkumpul di lokasi kuburan si putri dan meminta sang pertapa menghidupkan kembali si putri yang mereka cintai, alhasil atas idzin Allah  putri itu bangkit dari kuburnya dalam keadaan lebih cantik dari sebelumnya,  tentu saja ketiga pria itu sangat bahagia, tetapi kemudian mereka merasa dirinyalah yang paling berhak menikahi si putri, pria pertama berujar saya yang membaca tahlil dan berdoa kepada Tuhan, pria kedua tak mau kalah, saya yang menungguinya siang malam disini, pria ketiga berkata, kalian jangan lupa, saya yang membawa  sang pertapa  kesini sehingga putri ini hidup lagi.
           Ketika keributan memanas, ketiganya sepakat agar si pertapa yang memutuskan siapa yang paling berhak menikahi si putri. Setelah bersemedi sejanak, dengan bijak si pertapa berucap, pria pertama yang mendoakan putri telah melakukan pengabdian, karenanya ia lebih pantas menjadi anaknya bukan suaminya, sedang pria ketiga yang sangat kecewa atas kematian putri dan berusaha menghidupkannya kembali, cintanya tidak tulus, ia tidak ridlo terhadap kehendak Tuhan  dan cintanya adalah cinta “karena”, maka ia juga tidak pantas sebagai suaminya. Yang berhak menjadi suami putri ini adalah pria kedua yang terus menerus berada di kuburan si putri, ia tetap mencintai gadis ini walaupun ia sudah menjadi mayat, ia tetap mencintai walaupun ia tak lagi melihat senyumnya, walaupun ia tidak lagi mendengar suaranya, ia tetap setia menunggu di tempat ini sampai kapanpun, cinta pria ini adalah  cinta “walaupun”, itulah cinta sejati nan abadi.
          Kisah ini menggambarkan bila seseorang mencintai Tuhan hanya karena kebaikanNya, mungkin suatu saat cinta mereka akan berkurang ketika ia merasa  Tuhan tidak berlaku baik padanya, atau bahkan berhenti mencintaiNya ketika ia merasa keputusan Tuhan tidak seperti yang diharapkan dirinya. Itu model “cinta karena”. Tetapi kalau seseorang tetap konsisten mencitaiNya walaupun Tuhan berlaku apa saja terhadapnya, dia tetap ridlo dengan kehendak Tuhan walaupun  mungkin yang terjadi tidak sesuai harapannya, haluan cintanya tidak berubah walaupun dirinya di uji dengan hal apa saja,  pahit atau manis,  maka itulah  “cinta walaupun” itulah cinta abadi.
         Al hasil bagi pencinta sejati, dirinya tetap tak bergeming mencintai Tuhan walaupun -misalnya- harus menelan lautan bara, gelora cintanya tak goyah  walaupun harus dipisah laut dan pantai, sinaran cintanya tak pudar walaupun harus dipisah api dan bara, dan haluan cintanya sedikitpun tidak berubah walaupun  -misalnya-  harus dihantam badai gelombang.

Tidak ada komentar: