Selasa, 02 April 2013

MENGOPTIMALKAN NILAI STRATEGIS KHOTBAH JUM’AT SEBAGAI PENCERAHAN UMAT



Ust.Hefni Zain.

Khotbah jum’at merupakan bagian integral dari rangkaian ibadah Jum’at, tanpa khotbah jum’at, penyelenggaraan ibadah jum’at menjadi tidak sah. Secara umum ibadah jum’at, termasuk didalamnya, khotbah, memiliki posisi strategis bagi kaum muslimin, pertama, ia merupakan pendidikan non formal yang tanpa biaya dalam proses pencerahan masyarakat melalui transformasi pesan-pesan keislaman ke dalam jiwa para jamaah, kedua, tujuan utama khotbah jum’at dimaksudkan untuk merangsang himmah dan memperluas wawasan keislaman jamaah, ketiga, tatap muka periodik setiap jum’at dapat digunakan sebagai sarana untuk  mengidentifikasi problematika yang dihadapi umat, membincang informasi termutakhir yang berkembang dalam dunia Islam, untuk selanjutnya dicarikan solusi pada ruang yang lebih luas dan tingkat yang lebih tinggi. Namun sayang, nilai strategis tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal, sebab tidak sedikit khotbah jum’at yang dilaksanakan hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban saja, atau sekedar memenuhi aturan normatif dari rangkaian ibadah jum’at saja. Akibatnya, kendati tidak sedikit orang yang mendatangi masjid, tetapi tidak banyak yang mencerminkan karakter dan kepribadian kemasjidan.
Biasanya problem yang sering dihadapi para khotib adalah bagaimana dalam durasi yang terbatas, materi khotbah mampu disampaikan secara efektif, padat dan sistematis sehingga tujuan khotbah sebagai pendidikan dan transformasi pesan-pesan keislaman kepada para jamaah dapat tercapai secara optimal. Disinilah para khotib dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengemas materi khotbah dengan baik.
Guna membantu para khotib mengatasi kesulitan ini, maka tulisan ini menjadi penting disimak.

Bagaimana memilih tema dan materi khotbah ?
Dalam konteks Khotbah, tema merupakan acuan tentang materi apa yang akan disampaikan kepada para jamaah. Dengan tema yang jelas, penyampaian materi khotbah dapat lebih fokus dan lebih sistematis (tidak ngelantur kesana-kemari) sehingga alokasi waktu yang terbatas dapat digunakan secara optimal, selain itu target dan tujuan khotbah memungkinkan dicapai secara lebih efektif dan efisien.
Terdapat minimal dua hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tema khotbah, pertama, sebelum menentukan tema khotbah terlebih dahulu menentukan secara jelas target dan sasaran khotbah.  Artinya sasaran apa yang ingin dicapai, kondisi jamaah yang bagaimana yang diinginkan, baik dalam wujudnya sebagai individu maupun sebagai suatu komunitas sosial. Kedua, merumuskan masalah pokok yang dihadapi para jamaah, sebab tujuan khotbah yang paling mendasar adalah kecuali mengajak jamaah untuk bertaqwa kepada Allah, juga untuk memberikan solusi yang bersifat terapiotik atas sejumlah problem hidup yang dihadapi para jamaah, disamping untuk memperluas wawasan keIslaman, pembentukan karakter dan juga kritik sosial terhadap berbagai penyimpangan yang terjadi dimasyarakat (bisa menggunakan rumus SIABIDIBA). Oleh karena itu study identifikasi problematika dan analisis kebutuhan masyarakat sasaran khotbah, sebelumnya harus dilakukan secara akurat.  Sebab bisa jadi sangat berbeda antara problem dan kebutuhan yang dihadapi komunitas masyarakat pada lingkungan tertentu dengan lingkungan yang lain. Ini sangat urgen untuk menentukan langkah selanjutnya yakni materi apa yang relevan disampaikan.
Secara umum terdapat beberapa prinsip didalam memilih tema khotbah, antara lain : (1) Harus relevan dengan kebutuhan jamaah. (2) Disesuaikan dengan kondisi atau momentum tertentu. (3) Bersifat sistematis, gradual dan berkelanjutan (4) Berorientasi pada perluasan wawasan, evaluasi dan penyadaran diri, peningkatan motivasi, pemecahan masalah dan sejenisnya, dan (5) bersifat aktual tetapi harus bersifat sederhana dan mudah difahami.

Kenapa Khotib perlu menyusun Naskah atau Teks Khotbah ?
Secara teknis, teks khotbah diperlukan kecuali sebagai panduan agar materi yang disampaikan tidak ngelantur kesana-kemari juga untuk meminimalisir kesalahan dalam menyampaikan teks arab baik Al-Qur’an ataupun Hadits. Disamping itu yang paling substansial adalah (1) Sejalan dengan jumlah masjid  yang kian pesat, tentu kebutuhan terhadap khotib akan semakin besar, sementara para khotib senior yang profesional semakin sedikit. Dengan adanya teks khotbah, siapapun sewaktu-waktu dapat menjadi badal atau cadangan. (2) Materi khotbah dapat di dokumentasi dalam waktu yang lama dan tidak hilang begitu saja sehingga dapat dimanfaatkan oleh khotib lain atau minimal dapat menjadi referensi atau komparasi. (3) Materi khotbah dapat disesuaikan dengan kebutuhan aktual para jamaah, sehingga memiliki nilai relevansi, suplementasi dan komplementasi yang tinggi.(4) Materi khotbah dapat dievaluasi dan (5) Sebagai upaya mengembangkan tradisi menulis, sebab  verba valent, scripta manent (ucapan gampang hilang tetapi tulisan akan  lestari sampai ke anak cucu kita).

Bagaimana langkah-langkah menyusun teks Khotbah ?.
1.     Tentukan target atau tujuan khotbah (apa yang ingin dicapai atau Kondisi jamaah yang bagaimana yang diinginkan). Perumusan target dapat berdasarkan :

  • Kebutuhan riil jamaah,Misalnya tentang : Kebahagiaan, Keselamatan, Ketenangan, dll
  • Solusi atas problem umat, Misalnya : Krisis aqidah, Krisis akhlaq,  Kesadaran berinfaq rendah, dll
  • Pengembangan wawasan. Misalnya :  Masyarakat marhamah, Taqwa,  Orang beriman, Sorga, dll

2.    Tentukan pokok bahasannya

  • Kebutuhan riil jamaah, Misalnya : Kunci memperoleh kebahagiaan, Kunci memperoleh keselamatan, Kunci memperoleh ketenangan, dll
  • Solusi atas problem umat, Misalnya :  Penguatan aqidah, Perbaikan akhlaq, Kesadaran berinfaq, dll
  • Pengembangan wawasan, misalnya : Membangun masyarakat marhamah, Ciri-ciri taqwa dalam Al-qur’an, Balasan untuk orang beriman, Tiket menuju sorga, dll

3.    Kumpulkan bahan-bahan yang relevan berikut dasar-dasarnya       

  •  Ayat-ayat Al-Qur’an
  • Al-Hadits
  • Kitab, buku, internet, dll

 4.    Tulislah secara runtut

  • Menggunakan bahasa lisan
  • Menggunakan bahasa sederhana
  • Bersifat sistematik


Al hasil, optimalisasi  nilai strategis khotbah jum’at sangat penting dilakukan agar khotbah jum’at yang dilaksanakan tidak sekedar untuk menggugurkan kewajiban saja, atau sekedar memenuhi aturan normatif dari rangkaian ibadah jum’at saja. Mari kita ingat pesan Nabi saw : Sungguh akan datang pada umatku suatu zaman, dimana mereka saling bermagah-megahan dengan membangun masjid tapi yang memakmurkannya hanya sedikit (HR Abu daud) . 


Tidak ada komentar: