Senin, 15 April 2013

TAJASSUMUL ‘AMAL



Dalam kamus tasawuf, ada istilah yang dikenal dengan “Tajassumul Amal”, yakni sebuah konsep amal yang  mempunyai dua pengertian. Pertama, bahwa amal kita di dunia ini akan berwujud di alam lain dalam bentuk mahluk.   Kedua, amal kita akan menimbulkan akibat, baik di dunia saat ini maupun di akherat  kelak. 
Menurut Al-Qur’an alam ini terbagi dua, Pertama alam nasut yakni alam yang bisa dilihat dengan mata kita seperti yang kita hidupi saat ini. Kedua, alam malakut , yakni alam yang tidak kasat mata dan tidak bisa dicapai dengan alat indrawi, melainkan hanya dapat dilihat dan dicapai dengan  bashariah  dan bukan dengan  bashar kita.
Dalam pandangan Islam, semua yang ada di alam nasut ini  mempunyai kembarannya di alam malakut,  semua amal yang kita lakukan  di alam nasut  ini mempunyai  bentuknya pula di alam malakut. Bila yang kita lakukan amal shaleh di alam nasut, dia akan muncul di alam malakut dalam bentuk mahluk yang sangat indah, harum semerbak dan sangat ceria,  Tapi bila yang kita lakukan amal  buruk, maka yang  muncul adalah makhluk seram dan menakutkan. 
Bila seseorang wafat, dia akan melihat perwujudan amalnya di alam malakut, dia juga dapat melihat perwujudan amal para tetangganya, istrinya, keluarganya yang masih hidup dalam bentuknya yang beraneka ragam sesuai dengan amal yang mereka lakukan.
Dalam  Qs. 50 : 22-23, Allah swt berfirman Maka kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.  Dan yang menyertai dia berkata  " inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku".
Demikian juga dalam sebuah hadits diceritakan bahwa salah satu pengalaman yang paling menakutkan bagi seseorang yang baru wafat adalah ia akan menyaksikan orang orang yang berada disekelilingnya  dalam wujud binatang.  Ruh orang yang baru meninggal dunia  akan merasa ngeri  melihat sebagian dari orang orang yang memandikan, mensholatkan dan mengantarkan janazahnya ke kuburuan ada yang tidak berbentuk manusia melainkan  beraneka ragam satwa. Berbagai wujud tersebut adalah sangat tergantung pada amal yang mereka perbuat.
Dalam  Tafsir Mizan  diceritakan, ketika  mayat  sudah terbujur kaku, dia diberi waktu untuk pamitan yang terakhir kali. pertama dia dihadapkan dengan semua keluarganya, mayat berkata, dulu aku bekerja keras untuk mengurus kalian, kini apa yang dapat kalian bekalkan padaku dihari perjalanan terakhirku ? semua keluarganya berkata “ kami hanya dapat mengantarkanmu sampai di kuburan saja”. Lalu si mayat dihadapkan pada seluruh hartanya, mayat berkata “Aku dulu telah mengumpulkanmu dengan susah payah, kadang sampai  melupakan Tuhanku, sekarang apa yang dapat kamu bekalkan kepadaku” ? hartanya hanya berkata, kami hanya mampu memberikan selembar kain kafan.
 Kemudian sang mayat  berangkat , tiba tiba  -kalau ia seorang yang sholeh- datang seorang penjemput yang wajahnya sangat bagus, ceria dan harum semerbak, memandangnya saja sudah mendatangkan kebahagiaan. Mayat bertanya, siapakah anda ini, dia menjawab, aku adalah bentuk amal sholehmu, dan aku akan menyertaimu sejak alam barzah hingga pertemuan kamu dengan Allah swt, alangkah bahagianya mayat itu.
Tapi  -bila ia seorang yang fasik- akan datang kepadanya makhluk garang menyeramkan dengan bau busuk yang lebih menyengat daripada bangkai. wajahnya menakutkan hingga ngeri melihatnya, si mayat bertanya, siapa anda ? dengan menyeringai dia menjawab : aku adalah bentuk amal burukmu, dan aku akan menyertaimu sejak alam barzah hingga hari kiamat nanti, alangkah malangnya mayat itu.
Alqur’an menegaskan dalam Qs. 3 : 30 Pada suatu hari setiap diri mendapatkan segala kebaikan yang dilakukannya dihadirkan dihadapan dia, begitu juga apa yang dilakukan berupa keburukan akan dihadirkan dihadapan dia ...

Ada sebuah kisah, konon dulu ada raja yang hidup mewah bergelimang harta, hobbinya mabok, namanya Malik bin Dinar.  Allah menganugerahinya seorang anak yang tampan, Malik sayang betul sama anaknya itu, tiap kali dia minum khomer, anaknya selalu menepiskan tangannya, Malik tidak marah bahkan akhirnya dia menuruti anaknya, berhenti mabok.
Suatu hari anak yang dicintainya mendadak meninggal dunia. Malik depresi berat, tiba-tiba malam harinya ia bermimpi, seakan dirinya berada di padang mahsyar dan diseret ke neraka. Tiba-tiba ada makhluk mengerikan mengejar dirinya, tetapi sebelum sempat menerkamnya,  tiba-tiba ada makhluk lain yang sangat indah membelanya, terjadilah pertarungan, namun  makhluk indah itu akhirnya kalah.  Makhluk mengerikan tadi kembali mengejar Malik, kemudian dia mendengar suara, hai Malik,.ada anakmu yang sudah tinggal disekitar sini, mintalah bantuan kepadanya, setelah anaknya datang, makhluk mengerikan yang mengejar Malik berhasil dihalaunya.
Malik bertanya pada anaknya, siapa makhluk menakutkan itu ?  anak itu menjawab, Itu adalah  bentuk kembaran amal buruk ayah, tiap kali ayah minum khomer, makhluk itu tambah gemuk dan kuat. Lalu siapa pula makhluk yang menolongku tadi ? ia adalah bentuk kembaran amal sholeh ayah. Tiap kali ayah malas berbuat amal sholeh, ayah telah memperlemah makhluk yang akan membela ayah .
Lalu Malik terbangun dari tidurnya, dan sejak itulah dia bertobat kepada Allah dan memperbanyak amal sholeh.  Dia sadar bahwa setiap laku dosa sekecil apapun akan membuat  makhluk mengerikan kembarannya di alam malakut tambah kuat. sebaliknya setiap kemalasan berbuat amal sholeh akan memperlemah  makhluk  bagus kembarannya yang dapat membela dirinya di alam malakut.
Dalam sebuah hadits diceritakan, ketika Rasul saw bersama Siti Aisyah, ra, lewatlah rombongan orang Yahudi  sambil  berkata kotor kepada Rasul saw, tapi Rasul membalasnya dengan kata kata yang baik, berulang kali mereka menghina Rasul, hingga Aisyah jengkel dan berkata “Pergilah hai anak anak monyet dan babi, jangan ganggu Rasululloh” ! Rasul berkata, kenapa kau ucapkan kata kata itu ya Aisyah ? Aisyah menjawab, bukankah nenek moyang mereka pernah dikutuk  Allah sebagai monyet. Rasul yang mulia berkata : Saya tidak menyalahkan ucapanmu, tetapi setiap makian yang kamu ucapkan akan berwujud menjadi makhluk yang menakutkan yang akan menemani kamu di alam malakut nanti.  Ini arti “Tajassumul Amal”  dalam perspektif  yang pertama.
Sedangkan arti “Tajassumul Amal” dalam perspektif  yang kedua adalah  amal kita akan menimbulkan akibat yang nyata, baik di dunia saat ini maupun di akherat  kelak. 
Suatu ketika pernah seseorang datang pada Nabi saw yang mengeluh karena seluruh keluarganya sering sakit sakitan. Kemudian Rasul berpesan “Dawu mardhakum bish shadaqah “sembuhkan orang orang yang sakit di keluargamu dengan shodaqah”.
Jadi perbuatan  baik  akan berakibat baik pada kehidupan kita di dunia dan kehidupan di akherat, dan demikian juga sebaliknya, perbuatan buruk akan berakibat buruk pula  pada kehidupan di dunia dan kehidupan di aherat. Bila orang yang gemar bershodaqoh akan diberi kesehatan lahir bathin oleh Allah, maka sebaliknya  orang yang bakhil akan diambil oleh Allah hartanya dengan cara yang menyakitkan, misalnya dia dibuat sakit sakitan yang sulit sembuh kecuali dengan menghabiskan seluruh hartanya. Hukum kehidupan adalah hukum kausalitas (sebab akibat) siapa yang menabur angin dia pasti akan menuai  badai.
Orang yang suka membantu orang lain, akan dianugrahi hidup yang sehat, tentram dan bahagia. Kata Rasul “ Cepatnya Rizki datang kepada orang yang suka memberi makan orang lain, lebih cepat dari kelebatan pedang diatas punuk unta”.  Alqur’an mengatakan dalam Qs. 2 : 276 Allah menghapus keberkahan harta yang haram Dan Allah melipat gandakan harta yang disedekahkan.
Dengan demikian apa saja yang kita lakukan akan memunculkan  akibatnya yang nyata.  Kalau kita membuang sampah disembarang tempat, alam akan membalasnya dengan berbagai penyakit. Kalau mobil kita mengeluarkan karbon monoksida setiap hari, udara akan mengalami polusi,  bila polusi udara semakin parah, lapisan ozon akan menipis, akibatnya sinar ultra violet mengancam keselamatan penduduk bumi, Kalau kita menggunduli hutan, alam akan membalasnya dengan banjir.
Kalau kita menggeruk tanah  tanpa batas, alam akan membalasnya dengan gempa bumi, . Bila seseorang suka berzina, akan muncul penyakit Aids, bila orang suka korupsi akan muncul krisis ekonomi yang akut, bila peminpin selalu berdusta, maka akan muncul krisis keprcayaan yang berkepanjangan, begitu seterusnya.
Perbuatan dosa tidak saja mendatangkan bencana, tapi juga dapat meruntuhkan penjagaan yang melindungi manusia, merusak karunia, mengubah anugrah dan menyebabkan terhalangnya doa. Maka itu tidak heran bila banyak  acara “istighasah  atau doa bersama” tidak menghasilkan apa apa.  Sebab sebagian kita masih tidak berhenti bermaksiat kepada Allah.
Karena itu kita dianjurkan untuk selalu membaca doa berikut :Ya Allah ampunilah dosa dosaku yang meruntuhkan penjagaan, Ya Allah  ampunilah dosa dosaku yang mendatangkan bencana, Ya Allah  ampunilah dosa dosaku yang menggagalkan nikmat, Ya Allah  ampunilah dosa dosaku yang menahan doa
Ya Allah  ampunilah dosa dosaku yang menurunkan bala’
Al-Qur’an menegaskan “ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.  Jadi, sekali lagi  perbuatan  baik  akan berakibat baik pada kehidupan kita di dunia dan kehidupan di akherat. Demikian juga sebaliknya perbuatan buruk akan berakibat buruk pula pada kehidupan di dunia dan kehidupan di akherat.

Tidak ada komentar: