Dalam kamus tasawuf,
ada istilah yang dikenal dengan “Tajassumul Amal”, yakni sebuah konsep amal
yang mempunyai dua pengertian. Pertama, bahwa amal kita di dunia ini
akan berwujud di alam lain dalam bentuk mahluk. Kedua,
amal kita akan menimbulkan akibat, baik di dunia saat ini maupun di
akherat kelak.
Menurut Al-Qur’an
alam ini terbagi dua, Pertama alam nasut yakni alam yang bisa dilihat dengan mata kita seperti yang kita hidupi
saat ini. Kedua, alam malakut , yakni
alam yang tidak kasat mata dan tidak bisa dicapai dengan alat indrawi,
melainkan hanya dapat dilihat dan dicapai dengan bashariah dan bukan dengan bashar
kita.
Dalam
pandangan Islam, semua yang ada di alam nasut ini mempunyai kembarannya di alam malakut, semua amal yang kita lakukan di alam nasut
ini mempunyai bentuknya pula di
alam malakut. Bila yang kita lakukan amal shaleh di alam nasut, dia akan muncul
di alam malakut dalam bentuk mahluk yang sangat indah, harum semerbak dan
sangat ceria, Tapi bila yang kita
lakukan amal buruk, maka yang muncul adalah makhluk seram dan
menakutkan.
Bila
seseorang wafat, dia akan melihat perwujudan amalnya di alam malakut, dia juga
dapat melihat perwujudan amal para tetangganya, istrinya, keluarganya yang
masih hidup dalam bentuknya yang beraneka ragam sesuai dengan amal yang mereka
lakukan.
Dalam Qs. 50 : 22-23, Allah swt berfirman “Maka
kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu
pada hari itu amat tajam. Dan yang
menyertai dia berkata " inilah
(catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku".
Demikian
juga dalam sebuah hadits diceritakan bahwa salah satu pengalaman yang paling
menakutkan bagi seseorang yang baru wafat adalah ia akan menyaksikan orang
orang yang berada disekelilingnya dalam
wujud binatang. Ruh orang yang baru
meninggal dunia akan merasa ngeri melihat sebagian dari orang orang yang
memandikan, mensholatkan dan mengantarkan janazahnya ke kuburuan ada yang tidak
berbentuk manusia melainkan beraneka
ragam satwa. Berbagai wujud tersebut adalah sangat tergantung pada amal yang
mereka perbuat.
Dalam Tafsir Mizan
diceritakan, ketika mayat sudah terbujur kaku, dia diberi waktu untuk
pamitan yang terakhir kali. pertama dia dihadapkan dengan semua keluarganya,
mayat berkata, dulu aku bekerja keras untuk mengurus kalian,
kini apa yang dapat kalian bekalkan padaku dihari perjalanan terakhirku ? semua
keluarganya berkata “ kami hanya dapat mengantarkanmu sampai di kuburan saja”.
Lalu si mayat dihadapkan pada seluruh hartanya, mayat
berkata “Aku dulu telah mengumpulkanmu dengan susah payah, kadang sampai melupakan Tuhanku, sekarang apa yang dapat
kamu bekalkan kepadaku” ? hartanya hanya berkata, kami hanya mampu memberikan
selembar kain kafan.
Kemudian sang mayat berangkat , tiba tiba -kalau ia seorang yang sholeh- datang seorang
penjemput yang wajahnya sangat bagus, ceria dan harum semerbak, memandangnya
saja sudah mendatangkan kebahagiaan. Mayat bertanya, siapakah anda ini, dia menjawab, aku adalah
bentuk amal sholehmu, dan aku akan menyertaimu sejak alam barzah hingga
pertemuan kamu dengan Allah swt, alangkah bahagianya mayat
itu.
Tapi -bila ia seorang yang fasik- akan datang
kepadanya makhluk garang menyeramkan dengan bau busuk yang lebih
menyengat daripada bangkai. wajahnya menakutkan hingga ngeri melihatnya, si
mayat bertanya, siapa anda ? dengan menyeringai dia menjawab : aku adalah
bentuk amal burukmu, dan aku akan menyertaimu sejak alam barzah hingga hari
kiamat nanti, alangkah malangnya mayat itu.
Alqur’an
menegaskan dalam Qs. 3 : 30 “Pada suatu hari setiap diri mendapatkan segala kebaikan
yang dilakukannya dihadirkan dihadapan dia, begitu juga apa yang dilakukan
berupa keburukan akan dihadirkan dihadapan dia ...
Ada sebuah kisah,
konon dulu ada raja yang hidup mewah bergelimang harta,
hobbinya mabok, namanya Malik bin Dinar. Allah
menganugerahinya seorang anak yang tampan, Malik sayang betul sama anaknya itu,
tiap kali dia minum khomer, anaknya selalu menepiskan tangannya, Malik tidak
marah bahkan akhirnya dia menuruti anaknya, berhenti mabok.
Suatu hari
anak yang dicintainya mendadak meninggal dunia. Malik depresi berat, tiba-tiba
malam harinya ia bermimpi, seakan dirinya berada di padang mahsyar dan diseret
ke neraka. Tiba-tiba ada makhluk mengerikan mengejar dirinya, tetapi
sebelum sempat menerkamnya, tiba-tiba
ada makhluk lain yang sangat indah membelanya, terjadilah pertarungan,
namun makhluk indah itu akhirnya
kalah. Makhluk mengerikan tadi kembali
mengejar Malik, kemudian dia mendengar suara, hai Malik,.ada anakmu yang sudah
tinggal disekitar sini, mintalah bantuan kepadanya, setelah anaknya datang,
makhluk mengerikan yang mengejar Malik berhasil dihalaunya.
Malik
bertanya pada anaknya, siapa makhluk menakutkan itu ? anak itu menjawab, Itu adalah bentuk kembaran amal buruk ayah, tiap kali
ayah minum khomer, makhluk itu tambah gemuk dan kuat. Lalu siapa pula makhluk
yang menolongku tadi ? ia adalah bentuk kembaran amal sholeh ayah. Tiap kali
ayah malas berbuat amal sholeh, ayah telah memperlemah makhluk yang akan
membela ayah .
Lalu Malik
terbangun dari tidurnya, dan sejak itulah dia bertobat kepada Allah dan
memperbanyak amal sholeh. Dia sadar
bahwa setiap laku dosa sekecil apapun akan membuat makhluk mengerikan kembarannya di alam
malakut tambah kuat. sebaliknya setiap kemalasan berbuat amal sholeh akan
memperlemah makhluk bagus kembarannya yang dapat membela dirinya
di alam malakut.
Dalam sebuah hadits
diceritakan, ketika Rasul saw bersama Siti Aisyah, ra, lewatlah rombongan orang
Yahudi sambil berkata kotor kepada Rasul saw, tapi Rasul
membalasnya dengan kata kata yang baik, berulang kali mereka menghina Rasul,
hingga Aisyah jengkel dan berkata “Pergilah hai anak anak monyet dan babi,
jangan ganggu Rasululloh” ! Rasul berkata,
kenapa kau ucapkan kata kata itu ya Aisyah ? Aisyah menjawab, bukankah nenek
moyang mereka pernah dikutuk Allah
sebagai monyet. Rasul yang mulia berkata : Saya tidak menyalahkan ucapanmu,
tetapi setiap makian yang kamu ucapkan akan berwujud menjadi makhluk yang
menakutkan yang akan menemani kamu di alam malakut nanti. Ini arti “Tajassumul Amal” dalam perspektif yang pertama.
Sedangkan
arti “Tajassumul Amal” dalam perspektif
yang kedua adalah amal kita akan
menimbulkan akibat yang nyata, baik di dunia saat ini maupun di akherat kelak.
Suatu
ketika pernah seseorang datang pada Nabi saw yang mengeluh karena seluruh
keluarganya sering sakit sakitan. Kemudian Rasul berpesan “Dawu mardhakum bish shadaqah “sembuhkan orang orang yang sakit di
keluargamu dengan shodaqah”.
Jadi
perbuatan baik akan berakibat baik pada kehidupan kita di
dunia dan kehidupan di akherat, dan demikian juga sebaliknya, perbuatan buruk
akan berakibat buruk pula pada kehidupan
di dunia dan kehidupan di aherat. Bila orang yang gemar bershodaqoh akan diberi
kesehatan lahir bathin oleh Allah, maka sebaliknya orang yang bakhil akan diambil oleh Allah
hartanya dengan cara yang menyakitkan, misalnya dia dibuat sakit sakitan yang sulit
sembuh kecuali dengan menghabiskan seluruh hartanya. Hukum kehidupan adalah
hukum kausalitas (sebab akibat) siapa yang menabur angin dia pasti akan
menuai badai.
Orang yang
suka membantu orang lain, akan dianugrahi hidup yang sehat, tentram dan
bahagia. Kata Rasul “ Cepatnya Rizki datang kepada orang yang suka memberi
makan orang lain, lebih cepat dari kelebatan pedang diatas punuk unta”. Alqur’an mengatakan dalam Qs. 2 : 276 “ Allah
menghapus keberkahan harta yang haram Dan Allah melipat gandakan harta yang
disedekahkan”.
Dengan
demikian apa saja yang kita lakukan akan memunculkan akibatnya yang nyata. Kalau kita membuang sampah disembarang
tempat, alam akan membalasnya dengan berbagai penyakit. Kalau mobil kita
mengeluarkan karbon monoksida setiap hari, udara akan mengalami polusi, bila polusi udara semakin parah, lapisan ozon
akan menipis, akibatnya sinar ultra violet mengancam keselamatan penduduk bumi,
Kalau kita menggunduli hutan, alam akan membalasnya dengan banjir.
Kalau kita
menggeruk tanah tanpa batas, alam akan
membalasnya dengan gempa bumi, . Bila seseorang suka berzina, akan muncul
penyakit Aids, bila orang suka korupsi akan muncul krisis ekonomi yang akut,
bila peminpin selalu berdusta, maka akan muncul krisis keprcayaan yang
berkepanjangan, begitu seterusnya.
Perbuatan dosa tidak saja
mendatangkan bencana, tapi juga dapat meruntuhkan penjagaan yang melindungi
manusia, merusak karunia, mengubah anugrah dan menyebabkan terhalangnya doa. Maka itu tidak heran bila banyak acara “istighasah atau doa bersama” tidak menghasilkan apa
apa. Sebab sebagian kita masih tidak
berhenti bermaksiat kepada Allah.
Karena itu
kita dianjurkan untuk selalu membaca doa berikut :Ya Allah ampunilah dosa
dosaku yang meruntuhkan penjagaan, Ya Allah ampunilah
dosa dosaku yang mendatangkan bencana, Ya Allah ampunilah
dosa dosaku yang menggagalkan nikmat, Ya Allah ampunilah
dosa dosaku yang menahan doa
Ya Allah ampunilah dosa dosaku yang menurunkan bala’
Al-Qur’an
menegaskan “ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan) nya pula”. Jadi, sekali
lagi perbuatan baik
akan berakibat baik pada kehidupan kita di dunia dan kehidupan di
akherat. Demikian juga sebaliknya perbuatan buruk akan berakibat buruk pula pada
kehidupan di dunia dan kehidupan di akherat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar