Senin, 15 April 2013

MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAMI



Masyarakat Islami adalah masyarakat yang memberikan keselamatan, perasaan aman dan kedamaian bagi sekalian alam. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang ditata diatas dasar akhlakul karimah, persaudaraan, persamaan, toleransi, keadilan dan kemerdekaan. Guna membangun masyarakat Islami sebagaimana diharapkan, terdapat beberapa hal yang mesti dipersiapkan, antara lain :
Pertama, menyiapkan masyarakat yang menempatkan kehendak Allah diatas segalanya.
Masyarakat yang seperti ini menyadari sepenuhnya bahwa makna terdalam dari kalimah tauhid lailaha illalloh (tidak ada Tuhan selain Allah) adalah bahwa hanya Allah yang penting, yang utama, yang ujung dari segala ujung. Kesadaran semacam ini penting, karana dalam kehidupan nyata, kendati banyak orang mengaku hanya menuhankan Allah, tetapi realitasnya tidak sedikit yang menuhankan  selainNya. Dalam Qs. 2 : 165  Allah swt berfirman Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah
Ketika seseorang menganggap hanya Allah yang penting, maka dirinya selalu menempatkan kehendak Allah diatas segalanya,  mereka melakukan hijrah dari penghambaan kepada sesama manusia pada penghambaan kepada Allah semata, dari perhatian kepada dirinya menuju perhatian sepenuhnya kepada Allah, dari ketergantungan pada materi kepada ketergantungan pada Allah.
Karena yang penting hanyalah Allah, maka selainNya menjadi tidak penting,  seperti : jabatan, ketenaran, perbedaan faham dan segala macam rumbai-rumbai duniawiyah lainnya. Bagi mereka, kenikmatan bersama Allah jauh lebih berharga dibanding apa saja yang ada di dunia ini. Implikasi selanjutnya adalah mereka menyerahkan semua persoalannya kepada Allah dan yakin sepenuhnya terhadap janji janji Allah, ridla atas segala yang terjadi yang menjadi keputusan Allah, berprasangka baik kepadaNya dan menunggu dengan sabar pertolonganNya. Inilah hal pertama yang mesti dipersiapkan dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami.
Kedua, menyiapkan masyarakat yang menekankan prinsip ukuwah dan persaudaraan.
Allah swt berfirman dalam QS. 49 : 10, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, karena itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.  Mengingat vitalnya posisi ukuwah sebagai sendi bangunan masyarakat Islami, dalam sebuah riwayat Nabi saw  bersabda “Tahukah kalian amal yang lebih besar pahalanya dari sholat dan puasa ? Tidak, jawab sahabat, lalu Nabi bersabda : engkau damaikan orang orang yang bertengkar, engkau sambung tali silatur rahiem yang terputus dan engkau jembatani berbagai kelompok Islam yang bertikai serta engkau kukuhkan ukuwah diantara mereka.(HR Buhori).
Posisi ukuwah disebut vital, karena dari ukuwah akan lahir semangat persaudaraan sejati dimana satu sama lain saling mencintai, saling menguatkan dan saling menolong. Dalam banyak riwayat Nabi saw menegaskan “Tidak beriman seseorang, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (Hr. Ibnu Majah)”. Dalam riwayat lain disebutkanPersaudaraan orang muslim yang satu dengan yang lain Ibarat satu bangunan, yang satu menguatkan yang lainnya. (HR Ibnu Hibban)
Salah satu Implikasi dari semangat ukuwah adalah memberikan kebebasan kepada semua pihak untuk berkreasi sesuai keyakinan dan kompetensinya masing masing, ia jauh dari berbagai bentuk pemaksaan. Dalam QS. 2 : 256 ditegaskan : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.  Keaneka ragaman yang ada tidaklah menjadi penghalang bagi terwujudnya ukuwah, tetapi sebaliknya dengan keberagaman tersebut, satu sama lain diharapkan termotiviasi untuk berkompetisi positif  dalam kebaikan.  Disampaikan  dalam  QS.  5 : 48 Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Ketiga, menyiapkan masyarakat bersatu
Implikasi lain yang ditimbulkan oleh semangat ukuwah adalah munculnya kesadaran akseptasi (kesediaan menerima keberadaan kelompok lain), apresiasi (menghargai keyakinan  kelompok lain) dan ko eksistensi (kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dengan kelompok lain), tiga sikap ini pada gilirannya akan mengantarkan masyarakat pada satu tahap kedewasaan yang dengan lapang dada menerima keberagaman atau kemajemukan sebagai sunatullah.  
Konsistensi terhadap sikap diatas, akan memudahkan terwujudnya persatuan kaum muslimin, dan dengan semangat persatuan, akan muncul kesadaran bahwa bukan zamannya sesama muslim berseteru pada persoalan amatiran, yang lebih prinsip adalah mengerahkan energi untuk  fokus pada soal bagaimana Islam secara efektif dan elegan mampu menjawab semua persoalan manusia global yang terus berkembang dinamis.
Allah swt berfirman  dalam Qs. 3 : 103 Dan berpeganglah kalian kepada tali  Allah  dan janganlah kalian bercerai berai “   Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu (Qs. 8 : 46).  Dengan persatuan akan terbentuk kekuatan dan hanya dengan kekuatan kemenangan akan dapat diraih, tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, tidak ada kekuatan tanpa persatuan, tidak ada persatuan tanpa ukuwah dan tidak ada ukuwah tanpa semangat persaudaraan.
Keempat, menyiapkan masyarakat berkeadilan.
Hal lain yang perlu dipersiapkan dalam rangka mewujudkan masyarakat Islami  adalah tegaknya keadilan di berbagai sektor kehidupan. Dalam banyak riset ditemukan bahwa ketidak adilan merupakan faktor utama timbulnya keributan kemanusiaan. Ketidak adilan merupakan kantong yang paling subur dan potensial memunculkan kesenjangan dan kecemburuan sosial. Berbagai kasus kemanusiaan di berbagai tempat di negeri ini adalah contoh nyata dari pelampiasan emosional karena kecemburuan sosial ekonomi, Jika para pejabat berlomba mengkorup uang rakyat ditengah megap megapnya rakyat jelata yang berjuang mempertahankan hidup, maka normal jika terjadi protes, unjuk rasa dan kerusuhan dimana-mana, itu juga termasuk contoh nyata ketidak adilan.
Karena itu  Allah swt memerintahkan manusia untuk selalu berbuat adil dan berbuat kebajikan : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.  Dengan keadilan akan terwujud kehidupan yang damai yang bersih dari berbagai bentuk kecemburuan dan kesenjangan sosial.

Kelima, menyiapkan masyarakat yang bertaqwa kepada Allah
          Yang paling utama disiapkan dalam rangka mewujudkan masyarakat Islami adalah adanya masyarakat muttaqin. Yakni masyarakat yang  imtitsalu awamirillah wajtinabu nawahihi  (melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya), Masyarakat muttaqin ialah masyarakat yang bersegera menuju ampunan Allah, yang menafkahkan hartanya  baik dalam keadaan lapang atau sempit, yang mampu menahan marah, yang suka memaafkan kesalahan orang lain, yang suka berbuat baik pada orang lain, yang apabila berbuat salah langsung segera bertobat kepada Allah dan tidak mengulangi kembali kesalahannya. Dalam alqur’an Allah  swt berfirman Jika dalam sebuah komunitas masyarakat, penduduknya beriman dan bertaqwa kepada Allah, niscaya akan dibukakan bagi mereka berkah dari langit dan bumi
Apabila kelima hal diatas dapat terpenuhi, maka harapan terwujudnya  masyarakat Islami sebagaimana didambakan bukanlah sekedar mimpi.

Tidak ada komentar: