Masyarakat Islami adalah masyarakat yang memberikan
keselamatan, perasaan aman dan kedamaian bagi sekalian alam. Masyarakat Islami
adalah masyarakat yang ditata diatas dasar akhlakul karimah, persaudaraan,
persamaan, toleransi, keadilan dan kemerdekaan. Guna membangun masyarakat
Islami sebagaimana diharapkan, terdapat beberapa hal yang mesti dipersiapkan, antara
lain :
Pertama, menyiapkan
masyarakat yang menempatkan kehendak Allah diatas segalanya.
Masyarakat yang seperti ini menyadari
sepenuhnya bahwa makna terdalam dari kalimah tauhid lailaha illalloh (tidak ada Tuhan selain Allah) adalah bahwa hanya
Allah yang penting, yang utama, yang ujung dari segala ujung. Kesadaran semacam ini penting, karana
dalam kehidupan nyata, kendati banyak orang mengaku hanya menuhankan Allah,
tetapi realitasnya tidak sedikit yang menuhankan selainNya. Dalam Qs. 2 : 165
Allah swt berfirman “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah “
Ketika seseorang menganggap hanya Allah yang penting, maka
dirinya selalu menempatkan kehendak Allah diatas segalanya, mereka melakukan hijrah dari penghambaan
kepada sesama manusia pada penghambaan kepada Allah semata, dari perhatian
kepada dirinya menuju perhatian sepenuhnya kepada Allah, dari ketergantungan
pada materi kepada ketergantungan pada Allah.
Karena
yang penting hanyalah Allah, maka selainNya menjadi tidak penting, seperti : jabatan, ketenaran, perbedaan faham dan segala macam rumbai-rumbai
duniawiyah lainnya. Bagi mereka,
kenikmatan bersama Allah jauh lebih berharga dibanding apa saja yang ada di
dunia ini. Implikasi selanjutnya adalah mereka
menyerahkan semua persoalannya kepada Allah dan yakin sepenuhnya terhadap janji
janji Allah, ridla atas segala yang terjadi yang menjadi keputusan Allah,
berprasangka baik kepadaNya dan menunggu dengan sabar pertolonganNya. Inilah
hal pertama yang mesti dipersiapkan dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami.
Kedua, menyiapkan
masyarakat yang menekankan prinsip ukuwah dan persaudaraan.
Allah swt
berfirman dalam QS. 49 : 10, “Orang-orang
beriman itu sesungguhnya bersaudara, karena itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Mengingat
vitalnya posisi ukuwah sebagai sendi bangunan masyarakat Islami, dalam sebuah
riwayat Nabi saw bersabda
“Tahukah kalian amal yang lebih besar pahalanya dari sholat dan puasa ?
Tidak, jawab sahabat, lalu Nabi bersabda : engkau damaikan orang orang yang
bertengkar, engkau sambung tali silatur rahiem yang terputus dan engkau
jembatani berbagai kelompok Islam yang bertikai serta engkau kukuhkan ukuwah
diantara mereka.(HR Buhori).
Posisi
ukuwah disebut vital, karena dari ukuwah akan lahir semangat persaudaraan
sejati dimana satu sama lain saling mencintai, saling menguatkan dan saling
menolong. Dalam banyak riwayat Nabi saw menegaskan “Tidak
beriman seseorang, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai
dirinya sendiri (Hr. Ibnu Majah)”. Dalam riwayat lain disebutkan “ Persaudaraan orang muslim yang satu dengan yang lain
Ibarat satu bangunan, yang satu menguatkan yang lainnya. (HR
Ibnu Hibban)
Salah satu Implikasi dari semangat ukuwah adalah
memberikan kebebasan kepada semua pihak untuk berkreasi sesuai keyakinan dan
kompetensinya masing masing, ia jauh dari berbagai bentuk pemaksaan. Dalam QS.
2 : 256 ditegaskan : Tidak ada paksaan
untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Keaneka ragaman yang ada tidaklah menjadi penghalang bagi
terwujudnya ukuwah, tetapi sebaliknya dengan keberagaman tersebut, satu sama
lain diharapkan termotiviasi untuk berkompetisi positif dalam kebaikan. Disampaikan dalam QS. 5
: 48 “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan”.
Ketiga, menyiapkan
masyarakat bersatu
Implikasi
lain yang ditimbulkan oleh semangat ukuwah adalah munculnya kesadaran akseptasi
(kesediaan menerima keberadaan kelompok lain), apresiasi (menghargai
keyakinan kelompok lain) dan ko
eksistensi (kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dengan kelompok
lain), tiga sikap ini pada gilirannya akan mengantarkan masyarakat pada satu
tahap kedewasaan yang dengan lapang dada menerima keberagaman atau kemajemukan
sebagai sunatullah.
Konsistensi
terhadap sikap diatas, akan memudahkan terwujudnya persatuan kaum muslimin, dan
dengan semangat persatuan, akan muncul kesadaran bahwa bukan zamannya sesama
muslim berseteru pada persoalan amatiran, yang lebih prinsip adalah mengerahkan
energi untuk fokus pada soal bagaimana
Islam secara efektif dan elegan mampu menjawab semua persoalan manusia global
yang terus berkembang dinamis.
Allah
swt berfirman dalam Qs. 3 : 103 “ Dan
berpeganglah kalian kepada tali
Allah dan janganlah kalian
bercerai berai “ Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
(Qs. 8 : 46). Dengan
persatuan akan terbentuk kekuatan dan hanya dengan kekuatan kemenangan akan
dapat diraih, tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, tidak ada kekuatan tanpa
persatuan, tidak ada persatuan tanpa ukuwah dan tidak ada ukuwah tanpa semangat
persaudaraan.
Keempat, menyiapkan
masyarakat berkeadilan.
Hal lain yang perlu dipersiapkan dalam rangka mewujudkan
masyarakat Islami adalah tegaknya
keadilan di berbagai sektor kehidupan. Dalam banyak riset ditemukan bahwa ketidak adilan
merupakan faktor utama timbulnya keributan kemanusiaan. Ketidak adilan
merupakan kantong yang paling subur dan potensial memunculkan kesenjangan dan
kecemburuan sosial. Berbagai kasus kemanusiaan
di berbagai tempat di negeri ini adalah contoh nyata dari pelampiasan emosional karena kecemburuan sosial
ekonomi, Jika para pejabat berlomba mengkorup uang rakyat ditengah megap megapnya rakyat jelata yang berjuang mempertahankan hidup,
maka normal jika terjadi protes, unjuk rasa dan
kerusuhan dimana-mana, itu juga termasuk
contoh nyata ketidak adilan.
Karena
itu Allah swt memerintahkan manusia
untuk selalu berbuat adil dan berbuat kebajikan : Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan. Dengan keadilan akan terwujud kehidupan yang damai yang
bersih dari berbagai bentuk kecemburuan dan kesenjangan sosial.
Kelima, menyiapkan
masyarakat yang bertaqwa kepada Allah
Yang
paling utama disiapkan
dalam rangka mewujudkan masyarakat Islami adalah adanya masyarakat muttaqin. Yakni masyarakat yang imtitsalu
awamirillah wajtinabu nawahihi
(melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya), Masyarakat
muttaqin ialah masyarakat yang bersegera menuju ampunan Allah, yang menafkahkan
hartanya baik dalam keadaan lapang atau
sempit, yang mampu menahan marah, yang suka memaafkan kesalahan orang lain,
yang suka berbuat baik pada orang lain, yang apabila berbuat salah langsung
segera bertobat kepada Allah dan tidak mengulangi kembali kesalahannya. Dalam alqur’an Allah swt berfirman “Jika dalam sebuah
komunitas masyarakat,
penduduknya beriman dan bertaqwa kepada Allah, niscaya akan dibukakan bagi
mereka berkah dari langit dan bumi”
Apabila kelima hal diatas dapat terpenuhi, maka harapan
terwujudnya masyarakat Islami
sebagaimana didambakan bukanlah sekedar mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar